Sungai Wrati Bermasalah, Warga Tulis Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi

Surat terbuka untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo terpasang di jalan raya Surabaya-Banyuwangi, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Senin (26/11).

Pasuruan, Bhirawa
Merasa keluhannya tak digubris, warga Desa Kedungringin, Kecamatan Beji memasang baliho besar yang ditujukan khusus untuk Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Perwakilan warga Kedungringin, Henri Sulfianto menyatakan baliho besar ditujukan khusus untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo merupakan bentuk kekecewaan warga Kedungringin terkait pencemaran sungai Wrati.
Karena sungai Wrati yang mengalir di kawasan Desa Kedungringin diduga tercemari limbah pabrik. Sehingga, muncul bau yang tidak sedap serta menyebabkan gatal-gatal apabila air sungai terkena kulit.
“Kesabaran warga Kedungringin sudah habis, sehingga kami menulis surat terbuka kepada Bapak Presiden Jokowi. Surat berbentuk banner ini berisi keresahan warga akibat tercemarnya Sungai Wrati,” tandas Henri Sulfianto, Senin (26/11).
Pemasangan surat terbuka untuk Presiden dipasang disejumlah titik jalan atau tepatnya di jalan raya Surabaya-Banyuwangi. Ada juga yang dipasang di gapura masuk Desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.
“Sebelumnya warga sudah beberapa kali wadul ke pihak DPRD Kabupaten Pasuruan, BBWS, Pemkab Pasuruan hingga Pemprov Jawa Timur mulai beberapa tahun kemarin, tapi hasilnya nihil. Saat ini, sungai Wrati terpenuhi enceng gondok diseluruh sungai,” kata Henri Sulfianto.
Tak hanya itu, setiap tahunnya wilayah Desa Kedungringin menjadi kawasan langganan banjir. Bahkan air yang menggenangi rumah warga bisa sampai dua minggu lebih. Karenanya, warga berharap kerusakan sungai segera teratasi. Terlebih lagi, warga desa yang berada di dekat sungai terancam tenggelam akibat sedimentasi.
“Yang kami khawatiri, sungai Wrati tidak segera dinormalisasi serta pembersihan sungai, maka desa kami akan tenggelam. Makanya, melalui surat terbuka untuk presiden ini bisa segera ada solusi. Negara harus hadir untuk mengatasi persoalan ini,” papar Henri Sulfianto.
Sementara itu, HM Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan menyampaikan tak bisa berbuat banyak terkait sungai Wrati. Karena sungai itu merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Provinsi melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
“Kami bisa saja membantu, tapi untuk sungai Wrati merupakan kewenangan BBWS. Sehingga kami tidak bisa membantu,” urai Irsyad Yusuf. [hil]

Tags: