Tak Ingin Kecolongan, BPBD Kota Batu Siaga Dini Kebakaran Hutan dan Lahan

Para personel BPBD Batu saat mengikuti apel siaga bencana bersama TNI, Polri, dan relawan di Coban Talun beberapa waktu lalu.

Kota Batu,Bhirawa
Tak ingin kecolongan terhadap potensi kebekaran hutan dan lahan (Karhutla), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu segera mendirikan pos pantau di dekat Gunung Panderman dan Gunung Arjuno.

Untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan pada musim kemarau tahun ini, Langkah ini sebagai bentuk kesiagaan dini untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan. Berdasar pengalaman tahun lalu potensi kebakaran hutan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim mengatakan pada tahun lalu terdapat 450 hektar luas hutan dan lahan yang terbakar pada musim kemarau. Dan titik- titik yang terbakar berada di kawasan Gunung Panderman dan Gunung Arjuno.

“Karena itu pula maka beberapa pos pantau akan kita dirikan di hutan yang ada di kedua gunung ini,”ujar Rochim, Senin (6/7).

Ia menjelaskan untuk pos pantau di Gunung Arjuno, lokasinya akan didirikan di Dusun Junggo Desa Tulungrejo, dan Desa Sumber Brantas. Sedangkan untuk pos pantau Gunung Panderman akan ditempatkan di Dusun Toyomerto Desa Pesanggrahan.

Dengan keberadaan pos pantau ini diharapkan mampu mendeteksi awal jika sewaktu-waktu muncul kepulan asap baik di Gunung Arjuno maupun Gunung Panderman. Dan dengan deteksi awal ini diharapkan pula terjadinya kebakaran hutan bisa ditangani lebih awal.

Pendirian pos pantau ini, lanjut Rochim akan dibahas lebih lanjut dalam rapat kordinasi (rakor) bersama pemangku wilayah hutan UPT Tahura R Soerjo, Perhutani, TNI, Polri dan BMKG Stasiun Klimatologi Malang.

“Diharapkan pada rakor tersebut bisa mengoptimasi pendirian pos pantau pada akhir bulan Juli atau di awal Agustus ini,”harap Rochim.

Diketahui, selama ini personil BPBD dipusatkan di Posko BPBD yang berada di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Namun lokasi posko ini masih relatif jauh dari Gunung Panderman dan Gunung Arjuno. Artinya, personel masih terkendala jarak yang jauh dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menjangkau titik hutan di kedua kawasan gunung ini.

Durasi waktu yang relatif panjang ini masih ditambah dengan medan yang terjal sehingga semakin memperlambat personel sampai di tempat kejadian perkara (TKP) karhutla. Padahal terlambat sedikit saja kobaran api sudah meluas dan menyulitkan proses pemadaman.

Di sisi lain, BPDB Kota Batu saat ini juga terlibat langsung dalam penanganan Covid-19. Hal ini memaksa BPBD untuk membagi konsentrasinya dengan baik untuk kedua masalah yang sama- sama urgent atau penting ini. Karena itu BPBD harus cermat dalam menghitung ketersediaan sumber daya manusia yang saat ini berjumlah 40 personil. [nas]

Tags: