Tak Ingin Sastra Mati Suri, Luncurkan Buku Antologi Puisi

F Aziz Manna menunjukkan buku antologi puisi terbarunya di C2O Library and Collabtive Surabaya, Jumat (26/7) malam. [Gegeh Bagus Setiadi]

Penyair F Azis Manna Gairahkan Sastra di Surabaya
Surabaya, Bhirawa
Surabaya lekat dengan sastra sedari dulu. Beberapa ruang publik belajar sastra dengan mudah ditemui di sudut kota Pahlawan ini. Misalnya di C2O Library and Collabtive Surabaya.
Namun, beberapa tahun belakangan ini Komunitas Sastra seakan mati suri. Bahkan, bisa dikatakan tenggelam dan terlantar. Padahal, penyair-penyair banyak yang lahir di Kota Surabaya.
Dalam menjawab itu semua, F Aziz Manna kembali meluncurkan buku antologi puisi terbarunya. Kali ini, penyair kondang Nasional ini membuat buku kumpulan puisi Jihwa Gra Van Cana yang dinaungi oleh Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar (FS3LP) di C2O Library and Collabtive Surabaya, Jumat (26/7) malam.
Penerbitan antologi puisi ini menghadirkan 2 pembicara yakni Aribowo selaku Direktur Airlangga University Press (AUP) dan Suryadi selaku Ketua FS3LP. FS3LP akan menjadikan kegiatan ini berkelanjutan pun berupaya untuk terus menumbuhkan minat dialektik dalam dunia sastra dan seni. Selain dikemas dalam bentuk peluncuran buku puisi, juga membahas peluang komunitas sastra dan seni di Surabaya. Menurut Suryadi, Surabaya punya sejarah sastra yang panjang untuk ditinggalkan dalam konteks masa depan sastra Indonesia.
“Komunitas sastra di Surabaya dalam beberapa tahun belakangan ini bisa dikatakan tenggelam, dibandingkan komunitas sastra dari Bandung atau Jogjakarta,” ungkap dosen Luar Biasa Universitas Airlangga ini.
Suryadi mengaku bahwa sastra di Surabaya seolah dibiarkan atau terlantar. Untuk itu, penting bagi komunitas seperti FS3LP membangkitkan kembali semangat dan geliat sastrawan Surabaya. Terkait Jihwa Gra Van Cana, Aribowo mengatakan bahwa penerbitan buku ini adalah bentuk dukungan untuk geliat sastra di Jawa Timur.
“Buku Aziz ini menjadi pemantik baik secara dialektik maupun proses kreatif,” ujar Mantan Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNAIR ini. Aziz sendiri menyampaikan secara pribadi tidak memiliki visi khusus terkait penerbitan buku ini, melainkan untuk menyambut agenda besar yang dibawa FS3LP dalam menghidupkan kembali geliat sastra Jawa Timur. [geh]

Tags: