Tak Menduga dapat Sertifikasi ICAS

Salman Allam Muhammad

Salman Allam Muhammad
Terlatih berbahasa Inggris sejak duduk di bangku SMP, membawa nama Salman Allam Muhammad mendapat pengakuan kefasihan berbahasa inggris dari UNSW Institute of language Australia.
Siswa kelas 11 SMA Khadijah ini awalnya tidak percaya dengan Sertifikasi yang diberikan UNSW. Karena, sedikitpun ia tidak tertarik untuk mengikuti proses tersebut. Namun, hal itu dipatahkan dengan rasa ingin tahu yang besar tentang kemampuannya dalam berbahasa inggris.
“Desakan dari para guru agar saya mengikuti sertifikasi ini juga berpengaruh. Apalagi saya juga penasaran dengan kemampuan ku berbahasa inggris,” ungkap remaja, 18 tahun ini.
Terlebih, proses sertifikasi itu baru pertama kali ia lakukan dibawah instansi profesional yang diakui secara global. Kesukaannya dalam membaca novel berbahasa inggris menjadi awal mula ketertarikannya untuk mempelajari bahasa global tersebut lebih dalam lagi. Apalagi menurut dia, selain bisa belajar secara otodidak, kualitas novel dengan berbahasa inggris lebih “mengena” di banding novel terjemahan.
“Kalau novel bahasa inggris diterjemahin ke Indonesia ini banyak konteks atau makna yang hilang. Mangkanya sembari saya belajar bahasa inggris, saja juga bisa menilai novel-novel berkualitas,” imbuh dia.
Bagi dia, berbahasa inggris memberikan ‘value’ tersendiri. Selain karena bahasa global, berbahasa inggris juga bisa membangun relasi pertemanan secara lebih luas lagi. “Apalagi sekarang ini dikit-dikit harus berbahasa inggris, jadinyaya terbantu,” tambah dia.
Kendati begitu, ia juga sempat mengalami kesulitan dalam berbahasa inggris, karena penyusunan katanya yang sangat berbeda di banding bahasa indonesia. Selain itu, penulisan dalam bahasa inggris juga menjadi kesulitan yang ia alami hingga saat ini.
“Kalau grammer sekarang udah lebih baik. Tapi kalau writting ini masih agak kesulitan ya dan butuh banyak pembiasaan penulisan berbahasa inggris,” ujar dia.
Selain membaca novel, ia juga sering berbicara sendiri untuk mengasah kemampuannya berbahasa inggris. Hal itu dia lakukan sejak SMP. Salman bercerita, kebiasaanya berbicara sendiri sering kali menjadi bahan bullyan teman-teman sebayanya waktu itu. Tapi, ia tak mau ambil pusing dengan berbagai cibiran yang dilakukan temannya. “Fokus saya waktu itu ya gimana caranya biar cepet bisa. Mereka nggak saya perdulikan. Sampai pada akhirnya capek-capek sendiri merekanya. Dan saya bisa fokus dengan prestasi yang ingin saya kejar,” kata remaja kelahiran Sidoarjo, 15 Mei 2000.
Dari hobynya yang suka membaca novel berbahasa inggris tersebut, putra pasangan Son Kuswadi dan Susi Juniastuti ini bercita-cita ingin menjadi seorang novelis.
“Sertikasi ICAS (International Compettions and Assesment for school) dari UNSW dengan gelar distinction juga tidak terlepas dari semangat guru-guru saya yang selalu ngajarin saya fasih berbahasa inggris yang benar,” pungkas dia. [ina]

Rate this article!
Tags: