Taring Demokrasi: Keterbukaan

Gagasan demokrasi ternyata masih membumi dan menyebar luas seluruh pojok bumi. Sesuatu yang menjadikan demokrasi itu angker adalah nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai itu berisi sebuah kebebasan bertanggung jawab, keikutsertaan masyarakat dalam pemerintahan, hal yang paling penting adalah keterbukaan dan lain-lain. Bagaimana demokrasi bisa berkembang tanpa semua komponen dasarnya, memang menjadi PR untuk segera dicarikan solusi. Senada dengan negeri yang gemah ripah loh jinawi, Indonesia ini. Demokrasi yang ada harus dikembangkan/dimaksimalkan. Hal itu juga bisa jadi dengan meningkatkan daya guna institusi yang dimiliki untuk perkembangan demokrasi di Indonesia.
Indonesia tidak hanya membutuhkan keterlibatan masyarakat menjelang pemilihan umum. Sehingga ketika menjelang pemilihan umum seperti saat ini, masyarakat disuapi dengan segudang aktor baru beserta segudang pencitraannya. Promosi yang besar membawa-bawa demokrasi untuk mengajak masyarakat melihat pemerintahan kembali. Padahal esensi demokrasi bukan hanya pada pemilihan secara periodik. Demokrasi juga punya yang namanya active citizen. Dimana active citizen ini merupakan warga negara yang aktif melakukan check and balance terhadap kebijakan pemerintah. Tema demokrasi yang seakan tidak pernah diangkat lagi ternyata juga membuat lupa kembali mengenai bagaimana demokrasi itu. Lupa mengenai bagaimana government by people (pemerintahan oleh rakyat) itu.
Semangat untuk menjadikan Negara ini lebih baik seharusnya bukan hanya ada di dalam ruang perkuliahan. Tapi semangat itu harus lebih kuat lagi dimiliki dari jajaran dewan hingga masyarakat sawah atau nelayan. Kewajiban yang berpengetahuan lebih untuk juga menyebarluaskan semangat itu. Ketika Negara kita telah memilih untuk menjadi demokrasi maka semangat itu sudah seharusnya ditanamkan pada setiap masyarakatnya. Sejak kecil sudah diajarkan mengenai bagaimana berargumen dan bertindak agar nantinya siap menjadi sosok baru yang cerdas dan tanggap terhadap apa yang terjadi dalam negeri. Sudah saatnya kita mengingat bagaimana seharusnya perkembangan demokrasi.
Taring demokrasi berada pada tangan rakyatnya. Taring yang terkadang harus ditusukkan agar tidak ada penindasan dari pihak lain. Namun, kini secara tidak sadar masyarakat kurang dekat dengan pemerintah. Sehingga masyarakat tidak lagi peduli dengan kebijakan atau apa yang telah dilakukan oleh pemerintah. Menjauhnya masyarakat itu diawali dari memudarnya kepercayaan rakyat. Solusi yang paling memungkinkan yaitu pemerintah melakukan keterbukaan / transparansi kepada publik. Fungsi transparansi itu untuk memberitahukan kebijakan apa saja yang dilakukan pemerintah pada masyarakat, sebagai pertanggung jawaban tugasnya dalam mewakili seluruh aspirasi rakyat. Keterbukaan bukan untuk menghakimi pemerintah. Tapi nilai keterbukaan untuk melihat apa kurangnya kebijakan pemerintah. Sehingga ketika sedikit masalah diselesaikan maka tidak ada masalah besar nantinya.
Indonesia mempunyai banyak lembaga-lembaga keterbukaan saat ini, gerakan Open Government Indonesia contohnya, gerakan yang masih baru diluncurkan lebih dari setahun yang lalu oleh wakil presiden tepatnya 24 januari 2012. Gerakan ini sangat berpotensi untuk meningkatkan kuallitas keterbukaan di Indonesia. Melalui program serta rencana aksi yang matang, demokrasi akan sangat mudah untuk lebih berkembang. Banyak sekali gerakan dari para aktivis untuk membuat pemerintahan lebih terbuka. Seharusnya dengan berbagai macam lembaga yang ada, pemerintahan sudah tidak mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan masyarakat. Media elektronik dan media cetak juga sudah sangat banyak jumlahnya. Semakin tidak ada alasan untuk lebih terbuka kepada rakyat.
Keterbukaan ini nantinya tidak hanya baik untuk sisi domestik Indonesia. Keterbukaan juga akan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam kebijakan politik luar negeri. Contohnya ketika keterbukaan sudah terjalin, pemerintah mengeluarakan kebijakan impor bahan makanan. Nantinya masyarakat akan menilai ini perlu apa tidak, kalau memang perlu masyarakat dan pemerintah berembuk hingga mencapai kemufakatan mengenai solusi yang bisa dilakukan. Sehingga Indonesia bisa mandiri dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya.  Makna keterbukaan akan sangat memudahkan pemerintah untuk mencari solusi dalam permasalahan yang ada. Bisa jadi yang tida duduk di jajaran dewan justru mampu memberikan solusi yang belum diberikan sebelumnya. Keterbukaan juga memfasilitasi segala ide masyarakat untuk segera sampai di jajaran pemerintah.
Sudah saatnya taring demokrasi semakin ditajamkan. Keterbukaan digemakan sehingga, pemerintah dan masyarakat bisa bergandeng tangan untuk menguatkan fondasi pemerintahan Indonesia. Menguatkan fondasi bukan berarti fondasi yang kita punya rapuh, tapi menguatkan fondasi untuk mengokohkan kembali. Keterbukaan yang bertanggung jawab, semoga menjadi pendorong untuk menjadikan Indonesia lebih progresif dan matang dalam menyiapkan tantangan global di masa yang akan datang. Semboyan yang harus kita ingat “Kalau bukan kita yang mengawali, siapa lagi?, kalau tidak sekarang, kapan lagi”. Meningkatnya negeri bergantung pada orang-orang yang menjaganya serta orang-orang yang mengingatkan orang lain utuk menjaganya pula. Ketika semangat demokrasi mengembang sebelum pemilu, sudah saatnya kita bangun semangat demokrasi itu untuk peduli dan mencermati pemerintah negeri.

Oleh
Binti Nikmatul Afdila
Aktivis International Language Forum (ILF) Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Rate this article!