Tekan Kebutuhan Konsumtif, Tingkatkan Kebutuhan Produktif

Ketua BKOW Jatim seksama mendengarkan penjelasan tutor tentang strategi pengelolaan keuangan dalam keluarga.

Ketua BKOW Jatim seksama mendengarkan penjelasan tutor tentang strategi pengelolaan keuangan dalam keluarga.

Surabaya, Bhirawa
Bagi para wanita yang tengah asyik mengelolah usaha sendiri harus berhati-hati saat mengelola keuangan keluarga. Jangan-jangan selama ini tidak ada pembukuan yang jelas. Sehingga berapa pun omset dan keuntungan yang masuk selalu habis untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
Fakta itu menjadi pembicaraan hangat pengurus Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jatim saat mengikuti pelatihan singkat manajemen keuangan keluarga di Kantor Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Jatim, Kamis (10/7). Dalam kesempatan tersebut, Konsultan Ahli Klinik UKM Jatim Indah Dewi Nurhayati mengorek habis kebiasaan para wanita sebagai pemegang kendalai keuangan keluarga.
“Kita tengok di rumah masing-masing. Sebarapa banyak aset produktif dan aset konsumtif. Mulai dari hal yang paling sederhana saja seperti baju, sepatu, meubel, dan lain-lain,” tutur Indah saat menjadi tutor dalam pelatihan tersebut.
Menumpuknya aset konsumtif yang nyaris tidak memiliki nilai guna menurut dia memiliki kaitan dengan kebiasaan belanja sebuah keluarga. Sehingga, fakta sering menunjukkan kebutuhan dan keinginan itu sering kali tidak sesuai dengan pendapatan. “Karena itu, perlu rencana keuangan keluarga. Mulai dari manajemen aset, arus kas, manajemen hutang dan investasi,” tutur dia. Dalam pola manajemen ini, Indah menegaskan perlu juga upaya untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Ini yang paling penting untuk mengetahui posisi dan acuan pembelanjaan.
Pelatihan tersebut menjadi satu program yang tengah digencarkan Dinas Koperasi dan UMKM untuk mendukung pelaku usaha di kalangan perempuan. Tujuannya, agar usaha yang dijalankan tetap stabil, terukur dan ujungnya mampu memberi nilaia tambah terhadap keuangan keluarga. “Seharusnya, antara kuangan dalam usaha itu tercatat secara rinci meski hanya dalam sebuah model akuntansi sederhana,” tutur Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jatim Dr Ir Fattah Jasin.
Fattah mengatakan, pelaku usaha kecil sering kali mengabaikan manajemen keuangan ini. Karena itu, seringkali usaha menjadi semakin lemah karena perputaran arus kas tidak jelas jluntrunganya. Bahkan untuk ditanya laba sekalipun kadang tidak mampu menjawabnya dengan pasti. “Bagaimana nantinya jika usaha ini semakin berkembang. Untuk menghitung pajak juga kan butuh catatan kas yang rigid,” tutur dia.
Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Jatim Achmad Basuki menambahkan, pembukuan itu penting dalam usaha sekecil apapun. Apalagi seorang istri yang di satu sisi berperan sebagai manajer keuangan keluarga sekaligus menjalankan usaha keluarga. “Kepentingan keluarga tidak bisa campur aduk dengan usaha dong… Lalu bagaimana caranya? Ya, harus dicatat dengan rapi,” kata Basuki.
Melihat peran perempuan yang strategis ini, Basuki mengaku jika sejumlah pelatihan memang cenderung diberikan untuk kaum perempuan. Sebab, mereka punya peran ganda dan sangat strategis di rumah. “Dalam pelatihan, mereka juga lebih semangat. Ini kan salah satu strategi untuk menekan angka kemiskinan melalui peran perempuan dalam keluarga,” kata dia. [tam]

Tags: