Tergerus Arus Sungai Metro, Jembatan Antar Desa Putus di Kabupaten Malang

Warga Desa Genengan dan Desa Tambaksari, Kec Pakisaji, Kab Malang, bergotong royong memperbaiki jembatan yang putus akibat tergerus arus Sungai Metro

Kab Malang, Bhirawa
Itensitas hujan deras tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Malang, pada sebulan terakhir ini, selain sebagian wilayah direndam banjir dan tanah longsor, hal itu juga merusak jembatan yang menghubungkan antar desa. Seperti jembatan yang penghubung antar Desa Genengan dan Desa Tambaksari, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Sedangkan putusnya jembatan tersebut akibat tergerus arus Sungai Metro, sejak diguyur hujan sejak Senin (2/3) malam. Karena dengan tingginya intensitas hujan, maka pondasi jembatan tergerus arus sungai, sehingga menyebabkan tanah longsor yang menyebabkan pondasi tidak mampu menahan gerusan air sungai, yang akhirnya putus.
Demikian yang dikatakan, salah satu warga Desa Genengan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang Sumiyar, Selasa (3/3), kepada sejumlah wartawan, bahwa jembatan yang menghubungkan antara desa itu, putus akibat tergerus arus Sungai Metro. Selain itu, dengan patahnya pondasi jembatan, karena juga menumpuknya sampah di pondasi jembatan. “Karena jembatan itu putus, maka warga didua desa tidak bisa lewat, dan harus memutar sejauh 5 kilometer,” jelasnya.
Menurut dia, hujan deras yang seharian mengguyur wilayah desanya, hal itu menyebabkan air sungai meluap dan banyak sampah yang tersangkut di pondasi jembatan. Apalagi, sampah yang tersangkut di pondasi jembatan juga terdapat potongan kayu, sehingga pondasi tidak kuat menahan derasnya arus sungai, lalu menyebabkan jembatan putus. Sedangkan jembatan putus hampir separoh, tentunya tidak bisa dilewati warga dengan berjalan kaki maupun kendaraan bermotor roda dua.  
“Karena air sungai meluap sampai ke atas, menyebabkan jalan tertutup dan pohon yang besar tumbang lalu menimpa jembatan. Akibatnya jembatan retak, lalu jebol dan patah hanyut ke sungai. Dan setelah jembatan putus, warga memberitahu warga lainnya, agar tidak melintas ke jembatan tersebut,” kata Sumiyar.
Dia juga mengungkapkan, jembatan yang putus ini, merupakan sebagai jembatan yang tidak hanya menghubungkan Desa Genengan dan Desa Tambaksarii saja, tapi juga warga ditiga desa yang lainnya, yakni Desa Pendem, Desa Lemah Duwur, dan Desa Gading, karena jembatan yang putus itu merupakan akses jalan yang menuju ke wilayah Kepanjen. Sedangkan jembatan itu, dibangun secara swadaya oleh warga Desa Genengan dan Desa Tambaksari, pada tahun 1985, dan usianya sudah 35 tahun.
Untuk itu, dirinya berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, agar membangunkan jembatan dengan bangunan beton yang lebih kuat. Karena jika jembatan kembali dibangun dengan bangunan beton, maka jembatan akan lebih kuat untuk menahan derasnya air sungai. “Sebab, jika arus Sungai Metro meluap dan membawa material, yang jelas akan mempercepat kerusakan jembatan,” tandas Sumiyar. [cyn]

Tags: