Tes Covid 19, Masyarakat Serbu RSUA

Dua dari kiri, Juru Bicara dr Alfoan, Dirut RSUA Prof Nasron, dan Ketua Satgas RSUA dr. Prastuti saat jumpa pers di Gedung Dharmawangsa RSUA. [Diana rahmatus solicha]

Surabaya, Bhirawa
Paskah ditunjuk pemerintah sebagai lembaga tes korona atau Covid-19, Poli Khusus Rumas Sakit Unair (RSUA) dibanjiri pasien. Tercatat, lebih dari 500 pasien setiap harinya melakukan tes Covid 19. Dengan rerata per hari lebih dari 100 pasien
Ketua Satgas Corona RSUA dr Prastuti Asta Wulaningrum, banyaknya pasien dan terbatasnya tenaga medis membuat pihaknya harus membatasi pasien maksimal 100 orang. Kebijakan itu dilakukan untuk memberikan layanan optimal pada pasien. Di samping itu, untuk meminimalisir terjadinya interaksi antarpasien.
“Kalau makin banyak pasien yang ada disitu (Poli Khusus) kemungkinan infeksinya akan semakin tinggi,” terang Prastuti, Senin (16/3) di Surabaya.
Dari sejumlah pasien yang melakukan pengecekan kesehatan, ada kategori orang-orang sehat tanpa gejala, Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan Dasien Dalam Pengawasan (PDP). Dan saat ini, tercatat, ada sembilan pasien yang rawat inap. Dengan rincian tiga orang PDP dan enam orang berstatus ODP.
“Sebagian besar dari pasien yang melakukan tes corona di RSUA bisa melakukan rawat jalan,” katanya.
Rencananya, untuk menghindari jumlah pasien yang membludak, ke depan Prastuti menuturkan jika akan membuat hotline untuk berkonsultasi bagi pasien yang menunjukkan gejala awal terjangkit Covid 19. Apalagi, beberapa hari lalu, pihaknya juga terbatas alat pertahanan diri (APD). Sehingga membuat pihaknya harus meminta bantuan instansi lain.
“Semua orang yang bekerja di poli khusus kita sediakan APD. Dengan membludaknya pasien yang ingin tes Covid 19 ini, APD yang kita miliki hanya untuk dua hari kedepan. Jadi nanti kita akan cari-cari lagi. Karena memang sekali pakai maksimal sekitar 6-8 jam,” jelasnya.
Pihaknya juga menyadari saat ini orang-orang berada di fase panik. Dan kami harus menyesuaikan dengan kondisi diri yang ada saat ini,” urainya.
Karenanya, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak panik dan lebih dahulu mengenali gejala-gejala COVID-19 sebelum memeriksakannya ke RSUA. Dengan itu, pelayanan RSUA akan lebih maksimal.
“Kepanikan terjadi karena ketidaktahuan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Utama RSUA Prof Nasronudin mengusulkan untuk dibentuk Satgas Gabungan dari berbagai rumah sakit ke Dinas Kesehatan Jatim. Usulan ini dilakukan guna mengoptimalkan pemeriksanaan Covid 19. Pembentukan Satgas Gabungan ini menurut dia perlu dilakukan. Pasalnya sejak dibuka lima hari yang lalu sudah ada lebih dari 500 pasen yang melakukan tes di RSUA. Terlebih, tenaga medis terbatas dan peminat juga banyak.
“Satgas Gabungan dari berbagai RS di Surabaya untuk saling menguatkan dalam memberikan kelayakan pemeriksaan. Dan mulai hari ini kami batasi jumlah 100 pasien per hari untuk tes karena keterbatasan SDM,” ungkapnya.
Nasron menambahkan, sebagai salah satu RS yang ditunjuk oleh pemerintah dari sekian ratus RS rujukan yang mewakili PTN, pihaknya berusaha memberikan layanan yang terbaik. Namun, jika ada beberapa hal yang kurang memuaskan, pihaknya berharap agar masyarakat bisa menerima. Mengingat situasi ini merupakan kondisi yang tidak lazim.
Pihaknya berharap wabah Covid-19 ini segera berakhir. Untuk itu diperlukan kerja bersama dari berbagai pihak agar pandemi tersebut tidak semakin meluas.
“Kami dari pihak RSUA tetap berusaha bekerja dengan baik dan tetap benar. Untuk itu, kami mencoba terus melakukan pembenahan dan perbaikan dalam memberikan kenyamanan layanan kepada masyarakat,” ujarnya. [ina]

Rate this article!
Tags: