Tiga Daerah Diusulkan Punya Satu Cabdin

Dr Saiful Rachman

Pertimbangkan Luas Daerah dan Pelayanan Pendidikan
Surabaya, Bhirawa
Menindaklanjuti perubahan nomenklatur Struktur Organisasi dan Tata Kerja (STOK), Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim dipastikan hanya mempunyai 24 Cabang Dinas (Cabdin) di berbagai wilayah di Jawa Timur. Imbasnya, satu cabdin harus membawahi beberapa daerah. Misalnya Jember dan Lumajang, Surabaya dan Sidoarjo, Ngawi dengan Kabupaten Madiun, dan Tuban dengan Bojonegoro.
Diungkapkan Kepala Dindik Jatim, Saiful Rachman, 24 cabang dinas yang didirikan di beberapa daerah sebagai salah satu restrukturisasi organisasi yang ada pada Dindik Jatim. Menurut dia, kendari beberapa daerah sudah disahkan untuk memiliki satu cabdin, namun pihaknya berencana akan mengusulkan beberapa daerah untuk berdiri sendiri.
“Ya kan seperti Lumajang, Ngawi dan Tuban ini kan cakupan daerahnya luas. Otomastis layanan pendidikan juga sangat luas. Ini nanti saya usulkan untuk punya cabdin sendiri-sendiri,” ungkap dia.
Pihaknya menimbang, jika hal itu masih terus dilakukan dikhawatirkan tidak bisa memberikan layanan pendidikan secara optimal. Jika hal tersebut tetap tidak bisa dilakukan, maka Dindik Jatim akan melakukan pola perwakilan.
“Dari Kantor yang ada tetap difungsikan tapi tidak ada eselon tiga. Tapi dampaknya ini lambat pelayanan. Dampak yang lain akan berakibat pada diakriminasi antar cabdin dalam pelayanannya,” papar Saiful.

Kemendagri Setujui P2K dikembalikan Secara Fungsional
Sementara itu, untuk pelaksana teknis rencananya di pertahankan, yakni P2K (Peningkatan kompetensi Kejuruan) atau yang dulu dikenal BLPT telah disetujui oleh Kemendagri untuk dikembalikan secara fungsional.
“P2K in sha Allah disetujui oleh kemendagri. Karena ini masalah vokasi dan pihak mereka pun sudah survey di tempat kita. Direncanakan ini akan dimulai lagi (P2K, red),” jelas ddia
Bahkan, lanjut Saiful, sarana prasarana atau alat-alat yang ada di P2K akan ditambah dan dikembangkan lagi untuk peningkatan guru produktif SMK. Sedangkan bagi siswa dari SMK swasta yang tidak mempunyai alat-alat untuk praktek, hal tersebut bisa memanfaatkan fasilitas yang disediakan P2K.
“Malah renacananya tahun 2019 mendatang kita akan kerjasama dengan Tianjin China untuk pengembangan program dan perbantuan kelengkapan peralatan di P2K,” pungkas Saiful. [ina]

Tags: