Tiga Guru Inspiratif Asal SDN 3 Olean Situbondo

Kasek SDN 3 Olean Kecamatan Kota Situbondo, Sawiyati MPd, saat menunjukkan hasil karya tiga guru yang bisa menyulap kertas bekas, stick bekas dan kain bekas menjadi barang unik nan antik. [Sawawi]

Ubah Kertas dan Kain Bekas Menjadi Barang Berharga Unik nan Antik
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Saat ini, di Kota Bumi Salawat Nariyah Situbondo tidak hanya ada guru berprestasi dibidang akademik saja. Sebaliknya juga banyak guru berprestasi dibidang ekstrakurikuler. Salah satunya di di SDN 3 Olean Kecamatan Kota Situbondo ada tiga guru kreatif sekaligus punya keahlian mengubah kertas, kain dan stick bekas menjadi barang berharga, unik nan antik. Dari kertas bekas itulah, ketiga guru berprestasi tersebut bisa merubah wajah sekolah menjadi asri dan bersih.
Ketiga guru inovatif tersebut adalah Muhammad Jundam, Eka Hidayati dan Yuliantini. Setiap pagi, tepat pukul 06.30 wib, ketiga guru tersebut sudah sampai di sekolah. Setelah melakukan absensi, ketiganya masuk ke ruang guru. Seraya sambil menyiapkan materi pelajaran untuk anak didiknya, mereka juga sambil menata kertas kertas bekas yang diletakkan disamping meja kerjanya. “Ini ditata dulu sebelum dirubah menjadi barang yang antik dan unik,” ujar Muhammad Jundam.
Jundam, panggilan karibnya, menceritakan awal mula ia tertarik menata kertas bekas hingga merubah menjadi barang pajangan yang cantik dan indah dipandang mata. Saat itu tidak ada dalam pikiran Jundam untuk membuat barang pajangan dari kertas bekas yang biasanya selalu dibuang ke tempat sampah menjadi barang berharga. “Pertama saya diberitahu Bu Kasek (Sawiyati MPd, red) agar kertas kertas bekas itu dikumpulkan saja. Artinya tidak boleh dibuang ke tempat sampah,” urai Jundam.
Setelah beberapa lama, aku Jundam, kertas kertas yang notabene bekas print out itu diminta untuk ditata sedemikian rupa. Setelah dinilai bersih dan rapi, kertas kertas itu oleh Jundam dipoles dengan desain tertentu lalu diberi lem perekat.
Tak cukup itu, aku Jundam, kertas yang sudah diolesi perekat ini diberi lukisan pemandangan alam atau pemandangan gunung dengan tinta. “Baru ditempalkan disebuah tempat yang terbuat dari kayu. Ada yang dirupakan sebuah guci yang diletakkan diatas bufet (lemari pojok) milik sekolah,” terang Jundam.
Tak hanya kertas saja yang bisa dirubah oleh Jundam, salah satu guru berprestasi di SDN 3 Olean Kecamatan Kota Situbondo itu juga bisa merubah kain bekas (planel) menjadi barang berharga. Kain kain dengan aneka aksesoris warna itu oleh Jundam, dirubah dan dipotong potong menjadi desain pot bunga. Ada yang berwarna merah, ungu, putih dan kuning. Semua oleh jundam dirangkai dengan lem perekat lalu diditempatkan dalam sebuah pot mini. “Ini buatan saya juga bagus untuk dipajang disebuah meja kerja. Diletakkan di atas lemari kecil juga bagus kalau dipandang,” ujar Jundam.
Yuliantini, guru SDN 3 Olean Situbondo juga memiliki kreatifitas yang sama dengan Muhammad Jundam. Yuli-panggilan akrab sehari harinya, juga dikenal piawai dan ahli merubah stick bekas es cream dirubah menjadi barang yang unik dan layak jual. Oleh Yuli, stick stik itu dikumpulkan terlebih dahulu dan dikumpulkan pada satu tempat. Disisi lain ada sebagian stick yang dipotong untuk dicocokkan dengan ukuran miniatur rumah model Perancis.
“Ini saya memiliki keahlian merangkai puluhan stick bekas es cream diajari Kepala Sekolah. Setelah di tata dan potong lalu diberi lem perekat untuk selanjutnya disusun sesuai dengan rumah mini yang akan dibuat,” ungkap Yuli.
Yuli menambahkan, kegiatan ekstra itu ia lakukan setelah tidak ada jam pelajaran atau disaat jam istirahat sekolah. Bersama dua koleganya, Muhammad Jundam dan Eka Hidayati, ia secara telaten merangkai barang bekas (stick es cream, kertas print dan planel) menjadi barang pajangan yang indah dan unik. “Kalau ada yang tertarik memesan, saya bersama teman teman langsung menggarapnya. Sesuai dengan permintaan mereka (pemesan). Sebelumnya mereka para pemesan saya beri contoh dulu,” kupas Yuli.
Eka Hidayati, rekan Yuliantini dan Muhammad Jundam, menimpali, sejak awal ia punya hobby merangkai barang bekas menjadi barang pajangan rumah. Namun pertama kali, ia tidak begitu serius karena hobby itu hanya sekadar sambilan. Setelah dibina Kasek Sawaiyati MPd, aku Eka, ia baru serius membuat barang barang bekas itu menjadi barang antik untuk dijadikan koleksi rumah.
“Saya lebih banyak membuat kain bekas planel menjadi barang pajangan. Biasanya dirupakan guci dan tempat payung atau tempat koran. Dengan keahlian ini, alhamdulillah sekolah kami bisa sekarang tampah indah dan bersih,” ujar Eka Hidayati.
Kata Eka Hidayati menambahkan, keahlian membuat barang bekas seperti kertas, kain dan stick es cream bekas dinilai banyak manfaatnya. Selain hemat biaya untuk merubah sebuah ruangan dengan aneka pajangan yang indah juga bisa menambah kreasi yang dimiliki setiap guru.
Ilmu yang dimiliki Eka bersama dua koleganya, diakuinya, mulai ditularkan kepada guru yang lain dan para siswa siswi SDN 3 Olean. “Ini (kreatifitas membuat barang antik) akan menambah khasanah pemandangan sebuah sekolah. Termasuk juga bisa menambah asri sebuah ruangan rumah,” tutur Eka Hidayati.
Kasek SDN 3 Olean Kecamatan Kota Situbondo, Sawiyati MPd, mengaku bersyukur apa yang ia bina bisa memberikan hasil yang sangat membanggakan. Selain dapat memperindah ruangan sekolah, keahlian tiga guru di lembaganya itu bisa membantu perolehan nilai dalam seleksi Kota Adipura yang diikuti Kabupaten Situbondo.
Tak hanya itu, ucap Sawiyati, hasil kreasi tiga guru tersebut dapat menambah ilmu keterampilan kepada siswa siswi yang ada di SDN 3 Olean Situbondo. “Kami ikut bangga dengan hasil kreasi ini. Mereka bertiga sudah bisa menerjemahkan keinginan saya sebagai Kasek SDN 3 Olean,” pungkas Kasek teladan di Kota Santri Situbondo itu. [sawawi]

Tags: