Tiga Pimpinan di Kabupaten Bondowoso Jalani Swab PCR dan Rapid Test

Usai rapid test, Ketua DPRD Ahmad Dhafir saat di konfirmasi di halaman Mapolres Bondowoso. [Ihsan Kholil/Bhirawa]

Bondowoso, Bhirawa
Sebagai upaya memberikan contoh kepada masyarakat, sangat bentuk kewaspadaan dengan penyebaran Pandemi Covid-19 ini. Ketiga pimpinan di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur yakni Ketua DPRD H Ahmad Dhafir, Kapolres AKBP Erick Frendriz dan Dandim 0822 Letkol Inf Jadi, menjalani rapid test sekaligus Swab PCR, di di ruang Kapolres Bondowoso setempat, Selasa (9/6).

Ketua DPRD Bondowoso, H Ahmad Dhafir mengaku bahwa Swab PCR ini dilakukan meski hasil rapid testnya negatif. Hal itu untuk mengedukasi masyarakat. Dan juga memberikan kesadaran dan pemahaman masyarakat sehingga muncul tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan protokol kesehatan.

Tak hanya itu kata dia, sebagai wakil rakyat, pihaknya bersama Kapolres Bondowoso dan Dandim 0822 mencontohkan langsung mengikuti pemeriksaan rapid test.

“Ini kita Swab PCR. Semua dirapid dan di-Swab. Sehingga masyarakat tahu betul resiko tentang Covid-19 ini,” terangnya. Hal ini dilakukan kata dia, juga sebagai upaya mendukung TNI-Polri, karena aparat ini yang akan berhadapan langsung dengan masyarakat, dalam memberikan pemahaman.

“Karena di lapangan, kadang-kadang masyarakat, kurang puas kalau tidak berjabat tangan dengan petugas,” jelas politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Dhafir mengaku, bahwa dirinya sudah dua bulan tak berjabat tangan. Hal itu dilakukan bukan karena menganggap orang lain kotor, akan tetapi karena saling menjaga satu sama lain.

“Kita tak berjabat tangan, bukan karena kita tak mau bersalaman. Tapi karena kita menjaga diri sendiri, dan menjaga orang lain,” aku Ketua DPRD empat periode itu.

Dijelaskannya, jika Kapolres Bondowoso bersama TNI sudah membentuk Kampung Tangguh Covid-19. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona di Bondowoso.

Akan hal tersebut, Ia berharap lahirnya gotong royong, semangat saling menjaga dan peduli dalam menghadapi pandemi virus Corona. Karena hal ini menjadi salah satu konsep Kampung Tangguh bahkan Kecamatan Tangguh.

“Karena hari ini SDM masyarakat kita tentang tatanan kehidupan baru menganggap Covid-19 sudah selesai,” jelasnya. Menurutnya, meski APBD Bondowoso untuk penanganan Covid-19 tidak mampu, namun jangan sampai masyarakat merasa ada ketidakadilan dalam pemeriksaan rapid test.

“Harus ada keberanian. Jangan terksesan di Bondowoso tidak ada, karena sebenarnya tidak diurus,” urainya. Upaya serius penanganan dan pencegahan virus Corona di Kota Tape ini dibuktikan dengan penyemprotan cairan disinfektan di tempat-tempat umum. Bahkan, memasuki musim balik santri, dua pondok pesantren sedang diusulkan untuk sterilisasi.

Meskipun kenyataannya, kata Dhafir, APBD Kabupaten Bondowoso tidak mampu untuk membiayai secara gratis rapid test terhadap para santri.

“Pesantren Al Usmani dan Darul Falah. Dan tentunya pesantren-pesantren yang lain. Tidak hanya santri, tapi pelajar juga perlu,” pungkasnya.

Sementara itu, Kapolres Bondowoso AKBP Erick Frendriz, S.I.K mengimbau masyarakat mengikuti protokol kesehatan. “Tetap jaga jarak, gunakan masker, sering cuci tangan dan sebegainya,” imbaunya.

Dalam kesempatan tersebut, selain ketiga pimpinan tersebut juga dilakukan rapid test kepada ratusan anggota kepolisian, yang dipantau langsung oleh Ketua DPRD H Ahamad Dhafir, Kapolres dan Dandim. [san]

Tags: