Tiga SDN Dipastikan Bisa Lanjutkan Rehab Fisik

SDN Resongo IV yang bakal direhab tahun ini. [wiwit agus pribadi]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Tiga (3) Sekolah Dasar negeri(SDN) dipastikan dapat melanjutkan proyek rehabilitasi bangunan fisik dalam masa pandemic Covid-19 ini. Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Probolinggo merencanakan ada i 11 lembaga SDN masuk pembangunan rehab dari APBN tahun ini.
Plt Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo H. Fathur Rozi, Minggu (28/6) mengatakan, pihaknya terus berupaya rencana pembangunan fisik di lembaga pendidikan Kabupaten Probolinggo tidak terdampak pandemi Covid-19. Namun, kabar terbaru dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jatim di bawah Kementerian PU, sebagian anggaran digeser untuk penanganan Covid-19.
“Semua kegiatan terdampak pergeseran anggaran penanganan Covid-19. Tidak terkecuali kegiatan fisik di lembaga pendidikan,” kata Fathur Rozi.
Beruntungnya, lanjut Fathur , anggaran rehab SDN fisik di lembaga pendidikan sumber APBN itu tetap ada. Dari 11 kegiatan rencana rehab fisik SDN, ternyata hanya terealisasi di tiga SDN. Yaitu SDN Resongo IV, Kecamatan Kuripan dan dua lembaga SDN di Kecamatan Pakuniran. Yakni, SDN Gunggungan Lor dan SDN Pakuniran 2.
Disinggung soal sejauh mana proses persiapan rencana rehab SDN Resongo IV tersebut? Fathur mengaku, saat ini rencana rehab itu masih tahap lelang. Kemungkinan, dampak pandemi Covid-19 ini, membuat proses lelang dan persiapan lainnya terhambat. Namun, dipastikan rencana rehab ketiga SDN tersebut tetap dilaksanakan tahun ini.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD Negeri Gunggungan Lor, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo masih belum maksimal pasca ambruk, apa lagi saat ini masih dalam covid 19. Kondisi itu membuat peserta didik resah. Suasana belajar pun tidak senyaman sebelumnya.
Seperti yang dirasakan Anisa, siswi kelas 1, merasa kangen sekolah karena sudah lama setelah covid 19. Anisa mengaku tidak nyaman belajar, saat sebelum covid 19. Saat cuaca terik, ia dan kawan-kawannya kepanasan. Sementara saat hujan turun, sepatu meraka pun basah.
“Tidak enak belajarnya, ramai,” katanya. Anisa berharap sekolahnya segera dibangun agar bisa kembali fokus belajar. “Enak seperti dulu, di dalam kelas. Tidak basah kalau hujan,” imbuhnya.
Proses KBM di sekolah tersebut memang dilakukan di dalam tenda. Masing-masing tenda ada guru yang mengampu pembelajaran. Tenda-tenda tersebut difasilitasi BPBD setempat. Karena tenda terbatas, terpaksa dalam satu tenda di isi dua kelas berbeda. Tentu saja, kondisi tersebut membuat KBM tidak maksimal karena siswa tidak fokus. Belum lagi jika siang hari, kondisi di dalam tenda panas. Jika hujan turun, maka genangan air membuat sepatu siswa basah.
Kepala SD Gunggungan Lor, Adri, tidak bisa berbuat banyak. “Satu tenda di isi 2 kelas. Kami memang memasang kipas angin, tapi tidak cukup mendinginkan. Apalagi hujan jadi basah sepatu guru dan siswanya,” jelasnya.
Terkait renovasi ruang kelas, Adri mengaku menunggu petunjuk Dinas Pendidikan setempat. “Kapan kepastian renovasi ini akan dilakukan, kami belum ada kabar. Tapi semoga secepatnya direnovasi, syukur sekolah kami jadi di rehap tahun 2020 ini,” paparnya
Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terpaksa belajar di area parkir karena gedung sekolah rusak dan nyaris ambruk. Ironisnya kerusakan gedung sekolah terjadi sejak dua tahun yang lalu dan hingga kini belum ada perbaikan.
Hampir sebulan sebelum covid 19 ini siswa – siswi kelas 5 dan 6, Sekolah Dasar Negeri Resongo 4, harus belajar di area parkir sekolah yang hanya beratap asbes tanpa dinding. Saat hujan turun kegiatan belajar mengajar langsung dihentikan karena siswa kebasahan.
Belajar di area parkir dilakukan karena kondisi atap kelas rusak dan ambrol. Bahkan gedung nyaris ambruk, karena kerangka atap patah dan dinding lapuk. Hanya satu ruang kelas yang tersisa dan masih bisa dipakai oleh siswa kelas 2. Ironisnya sekolah rusak ini, terjadi sejak dua tahun yang lalu dan hingga kini belum menerima bantuan perbaikan, tandas Andri.
Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo mengklaim telah melakukan proses lelang perbaikan sekolah. Pihaknya juga akan membangun tenda darurat untuk kegiatan belajar mengajar selama perbaikan berlangsung. Karena covid 19 maaka tenda dibuka, karena tidak ada lagi kegiatan belajar, melainkan bejar di rumah.
Siswa berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo serius dan segera memperbaiki sekolah rusak, dengan begitu dibukanya nkembali sekolah maka siswa sudah bisa belajar sesuai standart yang ada, tambah Andri. [wap]

Tags: