Tim Penilai Adiwiyata Kunjungi SMPN 5 Bangkalan

Eka Agustina, ketua tim penilai Adiwiyata Prov Jatim menjelaskan parameter penilaian kepada sejumlah wartawan.

Eka Agustina, ketua tim penilai Adiwiyata Prov Jatim menjelaskan parameter penilaian kepada sejumlah wartawan.

Bangkalan, Bhirawa
Tim penilai Adiwiyata (Kebersihan Sekolah) Provinsi Jawa Timur, Jumat (14/3) mengunjungi SMPN 5 Bangkalan dalam rangka penilaian sekolah bersih dan berbasis lingkungan.
Tim yang terdiri dari 5 orang ini disambut oleh suguhan kesenian yang ditampilkan siswa siswi SMPN 5 Bangkalan serta suguhan kuliner khas Kabupaten Bangkalan.  Selain pihak sekolah, Tim penilai Kabupaten yang diketuai oleh Ir Tommy Firmanto MM, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab. Bangkalan, juga ikut menyambut rombongan.
Dalam pidato sambutannya, Tommy, sapaan akrab Ka. BLH Kabupaten  Bangkalan ini mengharapkan agar SMPN 5 mengikuti jejak SMAN 3 Bangkalan yang sempat meraih prestasi sebagai Juara Nasional lomba Adiwiyata.
Eka Agustina, Ketua Tim Penilai Adiwiyata provinsi Jatim mengaharapkan agar sekolah binaan di Kabupaten Bangkalan terus ditingkatkan.
“Program sekolah binaan yang baru berlangsung tiga bulan ini memang harus dilakukan secara komprehensif dan cepat. Alhamdulillah, respon dari masing-masing Kabupaten/Kota sangat tinggi.  Kami menerima 387 usulan sekolah adiwiyata ini,” urainya.
Namun dari ke-387 sekolah tidak semuanya diterima untuk diverifikasi. “Kita melihat dulu kelengkapan administrasinya dulu. Sehingga dari seleksi administrasi yang lolos, maka didapatkan 197 sekolah yang harus kami verifikasi lapangan,” ujar Eka didepan para undangan.
Kebijakan, kurikulum, partisipasi dan sarana prasarana merupakan empat indikator penilaian Adiwiyata.  “Selain evaluasi dengan parameter yang telah ditentukan, kami juga melakukan upaya pembinaan,” ulas Eka.  Diharapkan agar sekolah mampu menerapkan dan meningkatkan upaya-upaya pembangunan Sumber Daya Manusia berbasis lingkungan,” pungkasnya.
Di Pulau Madura sendiri, hanya ada satu Kabupaten yang tidak mengusulkan satu-pun sekolah mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA, yaitu Kabupaten Sampang.
Selain itu Eka mengharapkan agar kedepan nantinya tercipta sekolah adiwiyata mandiri. “Adiwiyata mandiri ini adalah sekolah adiwiyata yang sudah membina 10 sekolah binaan,” jelas Eka.  Sekarang ini fokus kita adalah sekolah adiwiyata tingkat Kabupaten dulu. “Selanjutnya akan berproses secara hirarkis dan sistemik,” pungkasnya.  [dit]

Tags: