Tolak Intoleransi, Mahasiswa dan Pelajar Gelar Aksi Damai

Sejumlah mahasiswa dan pelajar dari elemen GSN, GMNI dan GPN menggelar aksi damai bertajuk menolak sikap intoleransi di depan Gedung Grahadi Surabaya, Minggu (2/12).

Surabaya, Bhirawa
Berkembangnya berbagai aksi intoleran terus membuat masyarakat resah. Karena itu, sejumlah pemuda dan pelajar mengungkapkan keresahannya dengan menggelar aksi damai dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan untuk menggugah kecintaan terhadap negara.
Aksi ini dilakukan GSNI (Gerakan Siswa Nasional Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia),dan GPN (Gerakan Pemuda Marhaenis). Mereka menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dengan tujuan menggugah rasa nasionalisme bagi masyarakat. Tidak hanya itu, para pelajar dan mahasiswa ini juga membentangkan spanduk bertuliskan ‘Gerakan 2 Desember, Pancasila Jiwaku, NKRI Harga Mati, Bela Ibu Pertiwi’di depan Gedung Grahadi Surabaya.
“Kami sengaja melakukan aksi damai di depan Gedung Grahadi. Kami sengaja menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Indonesia supaya masyarakat mengingatnya,” kata Korlap aksi Eduard Arthur di depan Gedung Grahadi, Surabaya, Minggu (2/12).
Eduard mengatakan, saat ini kelompok dan aksi yang didasari sikap intoleran terus berkembang. Begitu juga dengan kelompok radikal, mereka terus bergerak untuk mencabik-cabik kebhenekaan Indonesia. Mereka juga ingin merubah Pancasila yang telah menjadi dasar negara. Untuk itu, sebagai pelajar, mahasiswa dan pemuda ada kewajiban untuk terus mengingatkan bahwa NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) merupakan harga mati.
Masyarakat, lanjut dia, harus mengetahui kalau radikalisme sangat berbahaya. Radikalisme merupakan ancaman terbesar untuk persatuan dan persatuan negara. “Radikalsime sekarang sudah mengancam negara ini, mari kita jaga dengan menjaga kebhenekaan,” ujar Eduard.
Fadli, Siswa SMKN 2 Surabaya mengaku sangat senang dengan aksi damai yang dilakukan. Menurut dia, selama ini dirinya bersama dengan pelajar-pelajar lain telah melakukan aksi penyadaran tentang negara, dan bagaimana sejarahnya.
“Kami sudah bergerak memberikan penyadaran tentang negara, kami menyadarkan bagaimana sejarah yang benar di negara kita,” ungkapnya.
Ia tidak ingin pelajar maupun mahasiswa terkontaminasi dengan kelompok-kelompok radikal. Karena, mereka sudah bergerak dan masuk ke dunia pelajar maupun mahasiswa. Untuk itu, sebagai pelajar yang mengerti sejarah, maka memiliki kewajiban memberikan pengertian NKRI. [tam]

Tags: