Tuntut Bupati Adil, Ribuan GTT Jember Turun ke Jalan

Ribuan GTT dan PTT Jember Gelar Aksi di depan Pemkab Jember, Senin (26/11/2018).

Jember, Bhirawa
Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan PGRI di Jember diperingati dengan aksi turun jalan. Ribuan (Guru Tidak Tetap) GTT dan (Pegawai Tidak Tetap) PTT Kabupaten Jember melakukan aksi di halaman Pemkab Jember. Sambil membawa poster dengan berseragam PGRI, mereka turun ke jalan berteriak menuntut kepada Bupati Jember berbuat adil dalam memperlakukan kebijakan kepada tenaga honorer.
“Kami GTT dan PTT Kabupaten Jember ada, kami hari ini turun ke jalan berteriak dan menangis. Biar masyarakat tau kami tidak bisa membeli beras, mengapa bunda tidak sayang kepada kami,” ujar Ilham Wahyudi salah seorang GTT lantang Senin (25/11).
Tidak hanya itu, mereka menilai honor yang diterima lewat (Surat Penugasan) SP masih belum ada keadilan dan tidak sesuai dengan pernyataan bupati saat sosialiasi.”Gaji kami ada yang masih Rp 300.000 ada yang Rp 200.000 setiap bulan. Jadi kami tidak meminta SP lagi, yang kita tuntut adalah Surat Keputusan yang ditandatangani bupati seperti kabupaten lain,” pekik Ilham Wahyudi.
Mereka mengancam, akan melakukan aksi yang lebih besar lagi, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. “Terkait mutasi, banyak guru yang mengeluh karena ditempatkan jauh dari rumahnya. Mereka harus menempuh puluhan kilometer, sedangkan upah yang diterima tidak sesuai, ini bagaimana,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua PGRI Jember Supriyono meminta maaf kepada masyarakat Kabupaten Jember atas aksi para guru honorer pada saat jam aktif belajar. “Aksi para guru honorer ini dilakukan saat jam efektif belajar, tentu KBM sedikit terganggu. Kami mohon maaf kepada masyarakat,” katanya.
Usai berorasi, perwakilan aksi diterima oleh Bupati Jember dr Faida dan Wakil Bupati S.Muqit Arief di Pendopo Wahyawibawa Graha. Dalam pertemuan tersebut mereka mengeluh adanya Surat Perintah (SP) bagi GTT Jember. ” Akibat kebijakan ibu, banyak teman-teman yang mendapat SP mengajar yang terlalu jauh dari rumah. Dengan gaji yang rendah harus menempuh puluhan kilometer,” ujar salah satu perewakilan aksi.
Dialog antara bupati dan perwakilan GTT dan PTT sempat memanas karena bupati menggangap data GTT dan PTT banyak yang tidak terdata dalam Dapodik di Dinas Pendikan.” Sehingga data GTT di Jember dibuat dari awal,” ujar Bupati Faida.
Faida juga menjelaskan, selama ini pihaknya telah mengeluarkan SP untuk GTT , untuk mengisi kekosongan guru.”Kemarin sudah 250 SP yang sudah dikeluarkan. Sekarang ada 500 formasi yang kosong, dan ini sedang digarap oleh tim, dan akhir tahun sudah didistribusikan. Bagi mereka (GTT) yang merasa keberatan karena faktor jarak, gak usah diambil SP tersebut, karena masih banyak yang membutuhkan ” tegasnya. [efi]

Tags: