Turunkan NTP Jatim 0,58 Persen

3-jagungSektor Tanaman Pangan
Pemprov, Bhirawa
Sub sektor tanaman pangan menjadi salah satu penyebab turunnya Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim di Bulan Maret 2014 sebanyak 0,58 persen dari 104,67 menjadi 104,07. Kemudian penurunan juga terjadi karena Sub Sektor Perikanan, Sub Sektor Hortikultura, Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Sub Sektor Peternakan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim melalui Kepala Bidang Statistik Distribusi, Sapuan menjelaskan, penurunan NTP ini disebabkan naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) sedangkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan.
Bulan Maret 2014, semua sub sektor pertanian mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP terbesar terjadi pada Sub Sektor Tanaman Pangan sebesar 1,43 persen dari 101,53 menjadi 100,08 diikuti Sub Sektor Perikanan 0,36 persen dari 106,49 menjadi 106,11.
Selanjutnya Sub Sektor Hortikultura 0,22 persen dari 103,24 menjadi 103,01, Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,20 persen dari 102,23 menjadi 102,02 dan Sub Sektor Peternakan 0,09 persen dari 110,28 menjadi 110,18.
Indeks harga yang diterima petani turun 0,26 persen dari 115,46 pada Bulan Februari menjadi 115,17 pada Bulan Maret 2014. Penurunan indeks ini disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani pada Sub Sektor Tanaman Pangan sedangkan empat sub sektor pertanian lainnya mengalami kenaikan. Sub Sektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 1,09 persen.
Sedangkan Sub Sektor Peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen, Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,13 persen, Sub Sektor Perikanan 0,10 persen dan Sub Sektor Hortikultura 0,07 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan Maret 2014 adalah cabai rawit, udang, sapi potong, kayu nilam, apel, ikan kembung, ikan kakap, ikan tongkol, bawang merah dan ikan layur/beladang. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan indeks harga yang diterima petani adalah gabah, ikan bandeng, jagung, jeruk, ikan lemuru, cumi-cumi, durian, kopi, kelapa dan ikan layang.
Indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,32 persen dari 110,31 pada Bulan Februari menjadi 110,67 pada Bulan Maret 2014. Kenaikan indeks ini disebabkan indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen serta indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal naik sebesar 0,29 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani Bulan Maret 2014 adalah cabai rawit, bawang merah, bekatul, bawang putih, broiler finisher, pelet, benih udang, konsentrat, upah pemeliharaan dan es batu. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan indeks harga yang dibayar petani adalah telur ayam ras, jagung pipilan, tomat sayur, daging ayam ras, benih gurami, umpan, bibit ayam ras petelur, kelapa tua, ikan pindang tongkol dan ikan lemuru.
Dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada Bulan Maret 2014, tiga provinsi mengalami penurunan NTP dan dua provinsi lainnya mengalami kenaikan. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,58 persen, diikuti Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 0,56 persen dan Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,35 persen. Sementara Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen dan Provinsi Banten 0,30 persen. [rac]

Rate this article!
Tags: