Uji Coba PTM Dilakukan Bertingkat, Bertahap dan Langsung

Didampingi Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dan Kadindik Jatim, Wahid Wahyudi, Gubernur Khofifah melakukan peninjauan untuk memastikan protokol kesehatan di SMAN 2 Nganjuk. [humas dindik jatim]

Sarankan SMAN 2 Nganjuk Jadi Referensi PTM
Kabupaten Nganjuk, Bhirawa
Pelaksanaan ujicoba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di jenjang SMA/SMK dan SLB di Jatim masih berlangsung. Dari 38 kab/kota, sekitar sekitar 27 daerah menyatakan kesiapannya dalam penerapan PTM karena berada di zona oranye dan kuning dan mendapat rekomendasi dari gugus tugas Covid-19. Salah satunya di Kabupaten Ngajuk.
Terkait hal tersebut, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meninjau tiga sekolah guna memastikan penerapan protokol kesehatan secara ketat dilingkungn sekolah. Diantaranya, SLB Shanti Kosala Mastrip, SMKN 1 Tanjung Anom dan SMAN 2 Nganjuk. Tiga sekolah tersebut membuka uji coba sekolah tatap muka dengan jumlah siswa terbatas sekitar 25 persen dari jumlah normal. Rencananya uji coba ini akan dilakukan mulai tanggal 18 sampai dengan 31 Agustus 2020.
Dikatakan Khofifah, ujicoba PTM dilakukan secara langsung , bertingkat, bertahap. Secara bertahap, siswa yang diperbolehkan masuk sebanyak 25 persen dari total siswa yang ada di sekolah. Kemudian Satgas Covid-19 di kabupaten/kota memberikan rekomendasi bagi seluruh penyelenggara sekolah baik SMA, SMK, SLB untuk pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka.
“Ini merupakan hari pertama pada minggu kedua dalam pelaksanaan uji coba belajar tatap muka langsung secara bertahap. Senin yang lalu kami ke Kota Probolinggo, minggu kedua ini kita ke Kabupaten Nganjuk,” ujar dia usai mengunjungi tiga sekolah yang ada di daerah Nganjuk, Senin (24/8)
Setelah pelaksanaan ujicoba dilakukan, kata dia, akan dilakukan evaluasi proses uji coba yang diadakan selama tiga minggu. Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan, mengingat prioritas utama dalam PTM adalah kesehatan dan keamanan seluruh siswa dan guru.
“Kita akan melakukan evaluasi secara komprehensif bersama seluruh stakeholders, dari pemerintah kab/kota atau Gugus Tugas Covid-19 setempat, cabang dindik wilayah, MKKS, komite sekolah dan dewan pendidikan untuk pelaksanaan tindak lanjut berikutnya,” papar dia.
Khofifah juga menjeslakan, dalam ujicoba PTM ini, skema pembelajaran akan memadukan konsep blanded learning atau hybrid learning. Dengan kata lain, ada pembelajaran dari rumah secara daring dan pembelajaran secara offline.
“Sambil kita berseiring melakukan blended atau hybrid learning. Artinya ada pembelajaran tatap muka seperti ini, pembelajaran secara daring untuk memenuhi kurikulum tetap dilakukan,” tandasnya.
Untuk durasi pembelajaran, ia melanjutkan paling lama 4 jam pelajaran dalam satu hari. Di mana satu jam pelajaran 45 menit. Siswa masuk secara bergelombang untuk mengurangi antrian. Misalkan 4 empat rombongan belajar masuk tiap 30 menit, sehingga jam mulai pembelajaran berbeda-beda, ada yang jam 07.00, 07.30, 08.00.
Sedangkan untuk peserta didik yang memilih untuk belajar dari rumah tetap difasilitasi dengan metode pembelajaran jarak jauh.
Dalam kesempatan itu, Khofifah juga menuturkan bahwa format PTM yang dilakukan SMAN 2 Ngajuk bisa dijadikan referensi bagi sekolah lain di tengah Pandemi Covid-19. Pasalnya, tak cukup hanya mengenakan masker dan face shield namum meja belajar setiap siswa diberikan pembatas sekat plastik mika.
“Penggunaan AC dalam kelas juga dinonaktifkan, sehingga menggunakan ventilasi udara biasa. Tujuannya agar sirkulasi udara dan supply oksigen dalam kelas dapat berjalan dengan baik. Insyaallah yang dilakukan di SMAN 2 Nganjuk ini secure atau aman bagi siswa,” tegas dia.
Sementara itu, Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat menjabarkan pelaksanaan uji coba pembelajaran ini akan dievaluasi pada tiga minggu pelaksanaannya. “Mudah-mudahan tiga minggu nanti bisa dievaluasi dengan baik untuk dapat dilaksanakan jumlah jamnya atau jumlah jadwalnya,” imbuhnya.
Ditambahkan, akan dikeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) Nganjuk tentang Kepatuhan untuk Menggunakan Masker di semua tempat. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi.
“Sanksinya mulai ringan sampai sanksi yang berat. Untuk sekolah-sekolah sudah ada petunjuk-petunjuk. Tingkat SD-SMP menunggu evaluasi dari SMA dulu. Kalau SMA nya tiga minggu dievaluasi berjalan dengan baik, maka Kabupaten Nganjuk untuk SMP nya akan menyusul. Berikutnya nanti dievaluasi satu bulan berjalan maka SD nya menyusul,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, hadir juga Dirjen Paud Dikdasmen Kemdikbud, Jumeri menilai pelaksanaan ujicoba PTM di Jatim berjalan cukup bagus dalam penerapan protokol kesehatan dilingkungan sekolah. Kendati begitu, pihaknya akan memberi masukan saat evaluasi. Jumeri juga menjabarkan melalui ujicoba ini, sekolah mempunyai benchmark saat kegiatan belajar mengajar benar-benar dibuka. “Secara umum pelaksanaan sudah cukup baik. Mulai penggunaan masker, masker dan berjarak,” kata dia.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Khofifah juga memberikan bantuan berupa 4000 masker kain dan 600 faceshield untuk ketiga sekolah tersebut.
Pada SLB Shanti Kosala Mastrip diberikan bantuan sebanyak 500 buah masker kain dan 100 buah faceshield. SMKN 1 Tanjung Anom Nganjuk diberikan bantuan sebanyak 2.500 buah masker kain dan 300 buah faceshield. Sementara untuk SMAN 2 Nganjuk bantuan yang diberikan berupa 1.000 masker kain dan 200 faceshield. [ris.ina]

Tags: