Unair Buka Kuota Pemegang KIP Kuliah Jalur Mandiri

Surabaya, Bhirawa
Universitas Airlangga (Unair) buka kesempatan bagi calon mahasiswa baru pemegang KIP Kuliah di jalur Mandiri dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tahun ini. Namun, kesempatan ini akan diisi untuk program studi yang belum terpenuhi di gelombang pertama pelaksanaan jalur Mandiri.
Rektor Unair, Prof Moh Nasih menuturkan, tahun ini prosentase untuk jalur Mandiri sekitar 40% hingga 50% dari daya tampung. Atau sekitar 2.700 lebih mahasiswa di Jalur Mandiri. ”Untuk jalur ini kami bagi jadi dua, mandiri reguler dan mandiri kemitraan. Tapi nampaknya, akan lebih banyak di Mandiri Reguler untuk tahun ini. Untuk kemitraan persiapan kita masih kurang jauh,” ungkap Nasih, Senin (17/8).
Namun, pihaknya akan melihat berapa calon mahasiswa dari Jalur Kemitraan yang memenuhi persyaratan dan nilai. Jika, masih ada belum terpenuhi, Unair akan membuka kesempatan pada Jalur Mandiri gelombang kedua.
“Bahkan jika melihat distribusi peserta. Mulai Fakultas Kedokteran sampai yang ada di Banyuwangi kami bisa memprediksi untuk prodi – prodi tertentu kemungkinan akan membuka digelombang kedua. Dan di prodi – prodi itu kami juga akan mengutamakan teman – teman yang pemegang KIP Kuliah,” jelas dia.
Terkait skemamya, calon mahasiswa pemegang KIP kuliah cukup mendaftar untuk jalur Mandiri dengan membawa persyaratan. ”Tahun lalu kami tidak ada pengumuman untuk KIP mandiri karena melihat biaya dan sebagainya. Maka melihat perkembangan ini, kami beri kesempatan untuk pemegang kip kuliah melalui KIP mandiri. Sebab, alokasi KIP Kuliah kita 1.000 lebih. Tapi baru 600 yang terisi di Unair,” jabarnya.
Terkait seleksi jalur Mandiri Reguler Unair, Nasih mengatakan, jika tahun ini dilakukan secara daring yang berakhir pada Minggu (16/8), untuk jenjang sarjana, diploma dan alih jenis.
Nasih menambahkan, ada beberapa pertimbangan seleksi jalur Mandiri dilakukan secara daring. Diantaranya, terkait kasus Covid 19 yang masih tinggi di Surabaya. Karenanya, jika dilakukan secara luring hal ini tidak memungkinkan. Ujian jalur Mandiri sendiri digelar selama dua hari. Yakni hari pertama, Sabtu (15/8) yang berlangsung dua sesi dan Minggu yang berlangsung tiga sesi.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar. Meski ada kendala koneksi di masing – masing daerah peserta, itu wajar dan ke depan akan menjadi evaluasi bersama untuk melaksanakan ujian maupun kuliah dengan sistem online,” ujarnya.
Ujian yang dilakukan secara daring itu merupakan kali pertama dalam sejarah pelaksanaan seleksi di lingkungan Unair. Pertimbangan untuk melaksanakan ujian itu juga menitikberatkan pada kondisi peserta. Sehingga ia menilai jika harus melaksanakan ujian secara luring justru akan memberatkan peserta ujian.
“Karena ada aturan pemerintah daerah, jika mendatangkan peserta untuk datang ujian ke kampus, harus rapid test dan sebagainya. Hal ini justru merepotkan peserta lagi,” tuturnya.
Mengenai pelaksanaan ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang masih tetap luring, Nasih menjelaskan bahwa cakupan SBMPTN berbeda dengan Jalur Mandiri. Jika SBMPTN cakupan pelaksanaan ujian sudah skala nasional dan mengingat Indonesia tidak hanya Pulau Jawa saja. ”Jadi, masih banyak daerah yang terkendala fasilitas untuk memaksimalkan pelaksanaan ujian secara daring,” tuturnya. [ina]

Tags: