Wali Kota Hadi Zainal Abidin Bersepeda Sidak OPD Pemkot Probolinggo

Bersepeda wali kota Hadi sidak OPD.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Hari ini (3/7) menjadi hari pertama pelaksanaan Bike to Work (BTW) yang sempat vakum beberapa bulan usai diberlakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo. Menguatkan kebijakan tersebut, BTW dilaksanakan seluruh ASN setiap bulan di pekan pertama.
Melalui surat edaran yang ditandatangani oleh Sekda drg Ninik Ira Wibawati itu, pelaksanaan BTW di tengah pandemi COVID 19 ini harus tetap memperhatikan keselamatan ketika di jalan. Saat bersepeda memastikan kondisi tubuh fit, solo ride (bersepeda sendirian), jaga jarak fisik dan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).

Untuk memastikan bagaimana implementasi kebijakan tersebut, Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin memerintahkan anggota Satpol PP untuk stand by di kantor-kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan pendataan.

Pagi ini, dengan solo ride wali kota sidak ke tiga OPD. Tiba-tiba orang nomor satu di Kota Probolinggo ini datang ke kantor Dinas Kominfo di Jalan Suroyo. Ia mengecek berapa banyak ASN (Aparatur Sipil Negara) yang bersepeda ke kantor.

“Ke depan tidak ada alasan tidak pakai sepeda. Tidak harus mahal sepedanya, yang penting olahraganya,” ujar Habib Hadi dihadapan sejumlah ASN Dinas Kominfo.

Dari Dinas Kominfo, Wali Kota Habib Hadi bergeser ke Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) di Jalan Soekarno Hatta. Kali ini wali kota juga didampingi Kepala Diskominfo Aman Suryaman. Kemudian menuju ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di Jalan Anggrek bersama kepala Dispopar Budi Krisyanto.

Di sela kegiatannya pagi itu, wali kota menjelaskan BTW agar kedepannya bisa dilaksanakan lebih baik lagi. “Pendataan yang dilakukan Satpol PP sebagai data base untuk mengetahui apakah ada ASN yang udzhur (berhalangan bersepeda) akan dimaklumi, kami kecualikan,” ujar Habib Hadi.

Semua kepala OPD diharapkan bisa menggerakkan semua ASN di lingkungannya, dengan Dispopar sebagai leading sektor. Saat bersepeda, Wali Kota Habib Hadi mengimbau semua ASN tertib di jalan raya dan menghormati pengguna jalan lainnya.

“Ayo jaga kesehatan dengan bersepeda sebagai hobi. Terapkan protokol kesehatan saat berolahraga karena masih dalam masa pandemi. Tetapi, jangan sampai pandemi membuat lengah menjaga kebugaran tubuh,” kata Habib Hadi.

Sebagai OPD leading sektor BTW, Kepala DLH Budi Krisyanto mengungkapkan OPD-nya siap menjalankan komitmen dengan mengajak semua ASN di lingkungannya bersepeda di minggu pertama setiap bulan.

“Kami siap juga mengingatkan OPD-OPD lain menjalankan kegiatan ini supaya berbudaya dan bermanfaat bagi kesehatan,” tuturnya.

Lebih lanjut dikatakannya, banyaknya warga yang menggandrungi olahraga bersepeda, ternyata berpengaruh pada Indeks Harga Konsumen (IHK) Kelompok Transportasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo, bulan kemarin sepeda mengerek inflasi sebesar 0,0470 persen.

Pembelian sepeda ini masuk 10 besar dalam komoditas penyumbang inflasi yang dipantau BPS Kota Probolinggo. Sedangkan, untuk kelompok transportasi menyumbang 0,35 persen.

“Tren bersepeda ini membuat masyarakat banyak membeli sepeda. Akibatnya, ada kenaikan harga sepeda,” ujar Kasi

Statistik dan Distribusi BPS Kota Probolinggo Moch. Machsus.
Machsus menjelaskan, meski toko sepeda memiliki stok yang cukup, namun produsen sepeda menaikkan harga sepeda. Sehingga, harga sepeda stok di toko ikut naik.

“Yang menjadi sampel ini adalah toko yang menjual sepeda baru bukan sepeda second. Dari beberapa toko ini disebutkan rentang harga sepeda yang dicari konsumen di atas Rp 1 juta dan di bawah Rp 2 juta. Sangat jarang ada yang membeli sepeda dengan harga sampai puluhan juta di Kota Probolinggo,” jelasnya.

Dalam kelompok transportasi ini, BPS juga memperhatikan tarif bus yang berlaku saat ini. Namun, jika dilakukan pengambilan sampel saat ini, tidak sesuai dengan situasi normal.

“Artinya, jika pada situasi normal harga tiket bus Surabaya-Probolinggo misalnya Rp 20 ribu dengan kondisi penuh, saat ini meski traif bus dinaikkan, ada batasan jumlah penumpang. Jadi, tidak sebanding untuk dihitung sumbangan inflasinya karena kondisinya berbeda,” ujarnya.

Meski tidak dipantau BPS dalam sumbangan inflasi, penjualan sepeda bekas ikut merangkak naik dengan adanya tren bersepeda. Rata-rata yang dicari adalah sepeda gunung, sepeda BMX, serta sepeda kuno. “Kadang saya ada satu sepeda gunung biasanya tidak sampai 2 hari sudah ada yang beli,” ujar pedagang sepeda bekas asal Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Nur Hamdi.

Bahkan, tidak sedikit warga yang minta untuk dicarikan sepeda. Namun, biasanya perlu waktu lama untuk memenuhi permintaan ini. “Sekarang lagi tren bersepeda, meski ada sepeda lama mungkin orang juga ndak mau jual sepedanya,” ujarnya. Ia mengungkapkan, kisaran harga sepeda bekas yang dijual mulai Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu, tambahnya.(Wap)

Tags: