Warga Marginal Surabaya, Anak Kelas 6 SD Sendirian Rawat Bapaknya Sakit Stroke

Surabaya, Bhirawa.
Siang itu Sabtu (29 /2) Wakil ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti mendatangi sebuah rumah di jalan Nambangan Perak di kelurahan Kedung Cowek kecamatan Bulak. Rumah di kawasan pesisir ini dihuni sendirian anak kelas 6 SD laki-laki (nama RK) dan bapaknya. Kondisinya memprihatinkan.
Begitu sampai di dekat lokasi, Reni yang menerima laporan via WA dari warga diantar warga ke rumah RK oleh warga sambil diceritakan kondisi keluarga tersebut, Warga disekitar menaruh empati utamanya kepada anaknya yang masih usia SD.
“Sa’aken bu” kata warga. Informasnya anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar ini harus menjaga dan merawat bapaknya. Bapaknya terkena stroke tidak bisa jalan dan satu matanya tidak bisa melihat. Tidak bekerja dan tidak berpenghasilan.
Sehari-harinya RK merawat bapaknya. Saat bapaknya mengeluh sakit dia lebih memilih menjaganya. Menurut warga, bahkan pernah hampir satu bulan RK tidak bersekolah. saat bapaknya sakit.
Siang itu, saat Reni bertandang, waktu bapaknya hendak memakai kemeja, RK yang harus membantu memakaikan. “Kemudian ketika saya tanya untuk keperluan bapaknya ke kamar mandi atau mungkin jalan di sekitar rumah, RK juga yang membantu seluruh aktifitas dan kebutuhan bapaknya,” cerita Reni ke Bhirawa.
Menurut Reni, anak hebat itu begitu telaten sayang merawat Bapaknya. Sempat saya sampaikan gimana kalau tinggal di panti, respon anaknya tampak keberatan karena tidak mau pisah dengan bapaknya.
Setelah 30 menit an Reni di rumah tersebut, staf kelurahan kedung Cowek dan kader IPSM datang yang memang diinfokan Reni soal kedatangannya di rumah itu. Menurut info staf kelurahan, kondisi keluarga ini sudah terdata oleh Kelurahan hampir satu bulan yang lalu.
Tetapi sampai saat Reni berkunjungi belum juga mendapatkan intervensi kebijakan program yang dibutuhkan oleh keluarga ini. Yaitu Permakanan untuk anak dan bapaknya. Apalagi sesuai perwali anak dan bapak ini masuk kriteria penerima bantuan permakanan.
“Info Bapaknya saat saya tanya juga belum memiliki jaminan kesehatan BPJS PBI,” ungkap Reni yang memang suka mendatangi langsung warga yang dilaporkan padanya sedang mendapat kesulitan.
Menurut Reni, seharusnya ketika kondisi seperti ini sudah diketahui oleh kelurahan, harus segera dibantu. Alumnus ITS ini menyebut Pemkot harus Gercep (Gerak Cepat). Lurah harus segera lapor ke camat lanjut dinas sosial dan DP5A.
Reni menyebut hal seperti ini mesti ditelusur macetnya dimana. Hal yang sifatnya administratif, untuk keluarga seperti ini semestinya pemkot lebih proaktif jemput bola. “Bu Risma–Wali kota kan udah sering beri perintah arahan, Layani Warga Surabaya Utamanya yang keluarga tidak mampu” kataya. Menurut Ren, RK adalah anak Surabaya. Lahir di Surabaya, orang tuanya juga KKnya Surabaya.
Sementara belum ada bantuan permakanan dari pemkot, kami mengupayakan setiap hari muali 1 Maret 2020 ini akan bantu untuk makanannya. Reni menyebut sudah koordinasikan dengan kader IPSM yang ada di wilayah tersebut untuk mengantar makanan setiap hari untuk Rk dan bapaknya.
“Kemudian beban biayanya jika pemkot belum bisa bantu, saya selaku wakil ketua DPRD Kota Surabaya akan upayakan bantu,’ tegasnya.
Melihat kondisi demikian masih ada di masyarakat warga Surabaya, Reni mengaku tertampar. Menurutya , ia di kantor dewan mendapatkan makanan dan fasilitas lainnya yang serba ada. “Kita di dewan ini tidak kekurangan satu apapun. Tetapi disatu sisi, ada anak dan bapak yang kesulitan untuk mendapatkan makanan. Ini menjadi pukulan besar bagi saya,’ ujarnya sambil memastikan RK segera mendapat bantuan. [gat]

Tags: