Warga Rungkut Kawal Ning Lia Maju Pilwali Surabaya

Warga Rungkut, Kota Surabaya saat menggelar aksi turun jalan menyuarakan nama Ning Lia Istifhama sebagai Cawali Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Sebelum masa pendaftaran pasangan calon (paslon) Pemilihan Wali Kota (Pilwali) dibuka oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) Surabaya, maka pasangan yang dipastikan maju dalam Pilwali Surabaya masih dinamis. Artinya, segala kemungkinan masih bisa terjadi.

Fakta ini yang membuat aksi turun jalan warga Rungkut, Kota Surabaya. Aksi yang dikoordinir oleh Ferry Aries, disinyalir deklarasi dukungan pada salah satu Bacawali Lia Istifhama dalam Pilkada Surabaya.

“Kami meminta kepada partai-partai politik agar melihat pasangan yang memiliki nilai jual kalau mau menang. Laki dan perempuan itu ideal untuk Surabaya ke depan. Figur perempuan yang kami dukung adalah Ning Lia Istifhama, karena backgroundnya jelas, aktivis NU yang peduli dan gelem semrawung karo wong cilik,” ujar Ferry, saat dikonfirmasi, Senin (31/8).

Untuk itu, bersama warga lainnya, ia memberikan doa dan restu terhadap sosok Lia Istifhama. Menurutnya, sangat tepat apabila pemimpin Walikota dan Wakil Wali Kota Surabaya berasal dari unsur nasionalis-religius.
Hal sama disampaikan oleh Siti Fatimah, seorang karyawan swasta.

“Kita sepakat untuk tetap mengawal Lia Istifhama maju di Pilwali Surabaya. Dan berharap besar Ning Lia Istifhama bisa bersanding di Pilwali Surabaya. Apalagi, Ning Lia seorang aktivis Nahdliyyin, dosen, dan sudah bergelar doktor dari kampus ternama. Ning Lia sendiri, dari awal sudah menyampaikan unsur Sreg, yaitu nasionalis religius dan kombinasi bangjo (abang-ijo). Dan jangan lupakan unsur perempuan,” tandasnya.

Selain itu, demi berjalan dan suksesnya Pilwali Surabaya, ia bersama warga Rungkut bersepakat menciptakan pemilu damai di Surabaya. “Kami warga asli Rungkut, komitmen Pilwali Surabaya damai dan aman. Tapi kami sangat yakin, kalau mau menang, ojok sampe njuphuk wong luar Suroboyo. Kalau pengen noto Suroboyo, yo kudu wong asli. Wong sing merakyat, bukan wong sok ningrat. Kudu wong gelem kerjo,” pungkasnya. [iib]

Tags: