Waspada, Jalur Madiun-Pacitan Rawan Longsor

Gatot Sulistyo Hadi

Pemprov, Bhirawa
Masyarakat yang terbiasa melewati jalur Madiun-Pacitan harus berhati-hati selama musim hujan ini. Sebab berdasarkan catatan Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim jalur tersebut yang paling sering terjadi longsor. Bahkan longsor tidak hanya terjadi saat musim hujan, saat musim kemarau pun longsor kadang masih terjadi.
“Longsor yang paling hebat adalah pada 2017 lalu. Di jalur Madiun-Pacitan longsor terjadi di 57 titik, dengan kondisi keparahan berbeda-beda. Makanya kami siaga di jalur tersebut. Saat terjadi longsor, kami sudah siap melakukan pengendalian,” ujar Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim, Gatot Sulistyo Hadi, dikonfirmasi, Senin (10/12).
Menurut dia, alat-alat berat untuk mengeruk material tanah yang longsor sudah disiapkan disemua UPT (unit pelaksana teknis) milik Bina Marga Jatim. Begitu pula tenaga juga siap menyisir daerah-daerah yang rawan longsor dan jalan-jalan yang berlubang.
UPT-UPT milik Bina Marga Jatim itu berada di Banyuwangi, Jember, Probolinggo, Malang, Kediri, Madiun, Pacitan, Bojonegoro, Pamekasan dan Surabaya. Setiap UPT, kata Gatot, memiliki alat-alat berat seperti dump truck, baby roller dan wheel loaders.
“Khusus untuk penanganan longsor ini, memang mendapat atensi khusus dari saya. Sebab jika sampai jalan terputus karena longsor, dampaknya banyak. Arus lalu lintas pasti tersendat. Kami harus bergerak cepat untuk memfungsikan jalur tersebut. Secepatnya,” ungkapnya.
Gatot menduga, jalur Madiun-Pacitan sangat rawan terjadi longsor karena saat pembuatan jalan menggunakan bom. Sehingga menyebabkan terjadi retakan-retakan di tebingnya. “Longsor tanahnya itu bentuknya kecil-kecil seperti batu. Saat kemarau juga sama. Makanya saya menduga saat membuat jalan itu, di bom untuk membuka lahannya,” katanya.
Selain jalur Madiun-Pacitan, lanjut mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setdaprov Jatim ini, jalur yang juga cukup rawan adalah jalur Madiun-Trenggalek dan jalur Kejayan-Tosari. Sementara jalur lain cukup stabil dan aman dari longsor.
Gatot meminta bantuan masyarakat, jika melihat atau mengetahui daerah yang rawan longsor dan jalan yang rusak, bisa melapor ke twitter atau lapor ke UPT-UPT terdekat. “Saya minta tolong kepada masyarakat, manakala ada jalan rusak bisa melapor. Ini penting, karena tenaga kami juga terbatas,” tandasnya.
Seperti yang diketahui, bencana banjir dan longsor telah terjadi di beberapa desa di Kecamatan Kebonagung, Pacitan pada Jumat (7/12) lalu. Gubernur Jatim Dr H Soekarwo berpesan agar masyarakat ikut peduli dan mengantisipasi terjadinya bencana di lingkungan dimana mereka tinggal. Apalagi saat ini, sebut Pakde Karwo, sudah memasuki musim penghujan. “Saya minta agar warga waspada dengan kejadian-kejadian alam yang ada di sekitar,” pintanya.
Selain meminta warga untuk selalu waspada, Pakde Karwo juga berharap agar seluruh warga senantiasa guyub dan rukun. Terutama untuk saling mengingatkan terhadap gejala dan kondisi lingkungan di sekitar mereka. Terkait dengan bencana banjir dan tanah longsor di empat wilayah, Pakde Karwo meminta agar seluruh warga bisa ikut membantu dan bergotong-royong.
Untuk mengatasi bencana tersebut, pihaknya menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TCR) bersama BPBD Provinsi Jatim melakukan langkah evakuasi dan pembersihan lingkungan. Salah satunya melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Pacitan. BPBD Provinsi Jatim menerjunkan 15 personil tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC) Provinsi Jatim.
Mereka menyiapkan 1 pick up, 1 truk bantuan berupa glangsing (2000 lembar), bahan permasakan, sembako, baju layak pakai, serta alat kebersihan. Untuk penanganan daruratnya, BPBD Kabupaten Pacitan ditunjuk menjadi komando dibantu tim dari Babinsa, Babikamtibmas, Tagana, Dinkes, Dinsos, Banser, serta Tim SAR. [iib]

Tags: