Waspadai DBD dan Pahami Pencegahannya

Surabaya, Bhirawa
Memasuki musim pancaraba, penyakit demam berdarah atau DBD (Dengue Hemorrhagic Fever) patut diwaspadai oleh masyarakat. Sebab penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus masih menjadi ancaman serius.
Menurut dr. Adrian T. Sutjahjo, S.Ked menerangakan, masyarakat harus mengenali ciri dan pencegahan penyakit yang banyak ditemukan di negara tropis ini, seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia.
“Gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan,” terang Adrian  saat ditemui di Surabaya, Kamis (27/3).
Lebih lanjut ia menjelaskan, gejala DB seperti demam tinggi 2-7 hari (38-40 derajat celcius, pada pemeriksaan uji torniquet, terlihat jentik (puspura) perdarahan. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
Kemudian Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali), tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok, penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
“Gejala lainnya mual, muntah, sakit perut, diare, menggigil, kejang, pendarahan pada hidung maupun gusi dan muncul bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembulu darah,” terang Adrian yang juga dokter UGD RS Balimed Denpasar itu.
Untuk mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). Penambahan cairan tubuh melalui infus untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan.
“Kemudian lakukan pengompresan dan penderita bisa mengomsumsi jus jambu biji walaupun secara medis belum bisa dibuktikan khasiatnya. Tapi terbukti jambu biji dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah,” katanya.
Langkah pencegahnnya pemberantasan sarang nyamuk, pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14). “Bisa juga dilakukan Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion dan memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain,” teranynya. [gat]

Rate this article!
Tags: