Work from Home, Momentum Guru Belajar dan Berbagi

Oleh :
Slamet Yuliono
Guru SMP Negeri 1 Turen Kab. Malang
SUDAH sepekan menjalani karantina dan harus berada sebanyak mungkin tinggal di rumah, gegara wabah virus korona (Covid – 19) merupakan bagian ujian dari Allah SWT. Ujian bagi kita agar lebih berhikmah dalam mengingat kebesaran Ilahi yang ‘dinilai’ semakin melenceng dari harapan. Dampak yang mengiringi agar ujian yang resikonya menggerogoti kesehatan bahkan berakibat kematian ini adalah negara (pemerintah) memberlakukan Work from Home (WfH).
Pemberlakuan/penerapan WfH sebagai pertanda telah terjadi darurat luar biasa yang selama ini belum pernah terjadi di era terbentuknya bangsa ini (kemerdekaan). Bentuk nyata negara hadir berupa mengkarantina anak bangsa selama dua pekan sebagai antisipasi dini agar pandemi dari wabah virus korona bisa terdeteksi lebih dini.
Work from Home yang dilakukan pemerintah setidaknya menjadi momentum penting bagi kita untuk bertafakur dan merenung diri atas ujian yang kini sedang diberikan Sang Khaliq. Tafakur atau biasa diartikan dengan berfikir untuk melakukan perenungan terhadap kebesaran Allah karena cobaan. Selain kita harus tafakur, ada pesan lain yang semestinya harus kita jalankan dalam WfH sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu menjalankan amanah tetap bekerja dan berkarya. Anjuran bagi semua warga negara tanpa pandang bulu, termasuk guru (dosen) dan siswa (mahasiswa).
Tafakur (merenung diri) yang ditindaklanjuti dengan bekerja dan berkarya setidaknya membawa enam macam keuntungan. Pertama, mengurangi kontak dengan orang lain sehingga terhindar dari kontaminasi semakin meluasnya virus corona (Covid-19) yang telah menjadi pandemi dan mematikan. Mengikuti anjuran pemerintah secara disiplin setidaknya ikut membantu pemerintah mensosialisasikan program sekaligus mengurangi permasalahan bangsa yang rumit bahkan berbahaya.
Kedua, anggap tafakur yang diaplikasikan dengan bekerja dan berkarya merupakan bagian dari ibadah. Pesan Ilahi, orang yang senantiasa mau perpikir dan merenung diri atas karunia yang diberikan termasuk ciri dari orang yang berakal. Sarana mengambil pelajaran dari penciptaan Allah tersebut, memahami dan menyadari bahwa tidak ada yang bisa menciptakan ciptaan tersebut selain Allah SWT.
Ketiga, berdiam dan berkarya dari rumah diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Ada pesan menarik yang patut direnungkan: “Di dalam bencana (kesukaran), pasti ada kebaikan (kemudahan)”. Nasihat klasik dalam Alquran ini dalam sejarah juga terjadi pada diri salah satu bapak ilmu fisikan moderen, Isaac Newton. Bahkan, namanya masuk dalam rangking papan atas sekelas Albert Enstein atau sosok penemu radiasi nuklis Madame Curie. Uniknya, seperti dilansir laman historyhustle.com, Newton menemukan ilham teori gravitasinya ketika mengurung diri di dalam rumah. Disaat tempat tinggalnya terpapar wabah. Kala itu, sama seperti orang di seluruh dunia yang bekerja dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona, Isaac Newton pun harus bekerja dari rumah selama wabah Bubonic.
Keempat, Mendapatkan hikmah dan ilmu. Hikmah secara sederhana dapat diartikan sebagai kebijaksanaan, pendapat atau pemikiran yang bagus, keadilan atau pengetahuan. Seseorang yang mempunyai hikmah tidak akan merasa kekurangan. Ia selalu memandang hidup dengan kebijaksanaan, tidak mengkambinghitamkan orang lain, mampu mendudukan perkara di tempat yang semestinya. Bertafakur tentang yang ada di langit dan di bumi merupakan media untuk mendapatkan hikmah, dengan hasil seseorang akan mampu melewati semua problematika kehidupan.
Kelima, Bekerja yang dilakukan dari rumah membuat diri lebih tenang terhindar dari tekanan dan stres. Mengapa demikian? Ini karena saat bekerja di rumah, Anda akan terhindar dari kemarahan atasan dan mungkin juga ucapan dari rekan-rekan Anda yang berisik. Kemarahan atasan dan ucapan berisik dari rekan kerja memang bisa saja membuat Anda stres. Namun bila Anda bekerja di rumah, tidak ada satu pun yang bisa membuat Anda stres, kecuali Anda sendiri yang membuatnya. Dari sini, saat Anda bisa meminimalisir tekanan dan stres, Anda akan mampu bekerja dengan lebih maksimal dan lebih baik lagi.
Keenam, bekerja di dan dari rumah adalah banyaknya kesempatan untuk melakukan beberapa hal sekaligus. Ya, dengan bekerja di rumah, tidak akan dipantau oleh atasan saat melakukan apapun yang disuka. Mengerjakan pekerjaan sambil bermain dengan anak-anak atau sambil menelepon dan hal lainnya, Kegiatan ini bisa melakukannya jika bekerja di rumah. Bahkan bisa melakukan lebih dari dua aktivitas sekaligus jika mampu melakukannya. Namun jika bekerja di kantor, akan sangat sulit untuk melakukan dua aktivitas selain pekerjaan utama. Di kantor harus fokus pada satu aktivitas yaitu pekerjaan itu sendiri.
Mengamini Kebijakan
Kebijakan kerja di dan dari rumah meskipun sifatnya anjuran sepatutnya untuk dilaksanakan demi kebersamaan. Satu risalah Nabi SAW yang patut dicermati di kala krisis pandemi (tha’un) yang menimbulkan ‘chaos’ dalam kehidupan manusiaan. Agama (islam) memberi solusi dengan berpedoman: “Jika engkau mendengar wabah/pandemi di suatu tempat maka engkau jangan ke sana, jika menimpa di tempatmu janganlah keluar, yang sakit jangan dicampur dengan yang sehat, serta jangan melakukan hal mudharat dan menimbulkan memudharatan’ (HR Al-Bukhari 3473 dan Muslim no 2218). Tuntunan keagamaan yang Nabi sarankan itu sudah lebih dari cukup sebagai resep dalam menghadapi kesusahan hidup.
Semua tergantung pada hasil pencerahan moral atas ditimpakannya suatu musibah, tambahan wawasan, uji pikir, dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Ingatlah tugas utama kita sebagai anak bangsa selain beribadah ialah menjalankan peran kekhalifahan di muka bumi. Di sinilah kehadiran agama sebagai risalah dan pedoman hidup diberlakukan demi keberlangsungan umat. Mampu dan mau menjalankan anjuran yang diberlakukan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya merupakan ibadah.
Akhir kata, semoga wabah virus yang bernama covid – 19 ini segera berakhir dan menjadikan pelajaran penting bagi kita semua. Pelajaran berharga untuk lebih mendekatkan diri kepada Rabb yang telah menciptakan virus tersebut. Semoga.
———- *** ————-

Tags: