Zona Merah, Bondowoso Laksanakan PTM

Beberapa pelajar SMK Negeri 3 Bondowoso hendak memasuki sekolah masih dilakukan cek suhu tubuh dengan alat thermo gun. [Ihsan Kholil]

Bondowoso, Bhirawa
Meski dinyatakan masuk zona merah Covid-19 per tanggal 15 Agustus 2020 lalu, dua sekolah di Kabupaten Bondowoso tetap melaksanakan uji coba mulai melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pembelajaran Tatap Muka (PTM) dimulai pada, Selasa (18/8) kemarin.
Dua sekolah itu SMA Negeri 2 Bondowoso, dan SMK Negeri 3 Bondowoso. Selama dua minggu ke depan dua sekolah ini akan melaksanakan KBM dengan tatap muka akan tetapi hanya maksimal 4 jam dalam setiap harinya.
Sebelumnya, Sabtu(15/8) Gubernur Jatim Khofifah Indar Prawansa menyatakan di Jatim masih ada empat daerah yang berstatus zona merah. Keempatnya adalah Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Blitar, Kabupaten Sidoarjo, dan Kota Mojokerto.
Terkait pelaksanaan uji coba KBM PTM. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim, untuk Bondowoso-Situbondo, Sugiono Eksantoso menjelaskan, semula ada tiga sekolah yang hendak diajukan sebagai percontohan pelaksanaan KBM ke Pemprov, hanya saja salah satunya, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) masih disebut belum siap. “Siap itu manakala infrastruktur protokol kesehatan harus sudah dipenuhi,” katanya, Selasa (18/8).
Tidak semua siswa di dua sekolah tersebut masuk setiap hari. Melainkan hanya sekitar 25% hingga 50% siswa dalam setiap harinya.
Dijelaskannya, bahwa dalam prakteknya tetap menerapkan protokol kesehatan. Yakni, sebelum masuk sekolah siswa dan guru serta warga sekolah lainnya wajib cuci tangan dan juga ketersediaan masker memadai, thermo gun mencukupi, hingga pengaturan jaga jarak pun telah dipatuhi.
Dijabarkannya termasuk juga telah dilakukan penyemprotan disinfektan secara berkala di sekolah tersebut. Dan juga diikuti pemasangan banner sebagai media edukasi kepada siswa tentang pencegahan Covid-19. “Bahwa dipastikan sekolah-sekolah itu ada izin dari orang tua. Tanpa ada izin tetap dilarang anak-anak masuk. Ketika anak atau guru jika ada keluhan disarankan tidak masuk. Bagi anak yang di lingkungannya ada zona merah atau yang kenak itu saya pastikan tak boleh masuk,” terangnya.
Lanjut Sugiono menjelaskan, untuk kebijakan pelajar yang masuk sekolah, dikembalikan pada sekolah itu. Baik itu dilakukan sistem ganjil genap, model absensi atau mungkin tekhnik lainnya. “Tergantung teknik sekolah masing-masing,”jelasnya.
Tak hanya itu, pihaknya pun berencana setelah dua minggu berjalan, akan dilakukan evaluasi. Namun jika hasilnya baik, maka pihaknya akan menambah sekolah atau pun siswa yang akan melaksanakan KBM.
Pantauan Bhirawa di lapangan, tampak beberapa guru dan pelajar hendak memasuki sekolah masih melakukan cuci tangan, memakai masker, dan juga dilakukan cek suhu tubuh dengan alat thermo gun untuk mencegah penyebaran Covid-19. [san]

Rate this article!
Tags: