Warga Nahdliyin Cenderung Prabowo

Prabowo Subianto

Prabowo Subianto

Jakarta, Bhirawa
Calon presiden yang diusung PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) gencar menyambangi tokoh-tokoh senior Nahdlatul Ulama (NU) untuk mendulang dukungan dari puluhan juta warga warga NU.
Namun akankah Jokowi berhasil merebut hati warga nahdliyin dalam Pilpres 9 Juli nanti? Kemana sebenarnya arah dukungan warga nahdliyin?
Menurut hasil survei terbaru Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dilaksanakan 14 hingga 24 April 2014, bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto justru menjadi pilihan utama kaum nahdliyin.
“Jokowi yang pencapresannya juga didukung PKB malah tertinggal dari Prabowo dalam merebut hati pemilih di kalangan NU,” kata Direktur Eksekutif LSN Umar S. Bakry dalam rilisnya, Senin (5/5) kemarin.
Populasi dari survei LSN adalah seluruh penduduk Indonesia yang telah memiliki hak pilih dan sudah tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Jumlah sampel sebesar 1.230 responden yang diperoleh menggunakan teknik ambang berjenjang. Batas kesalahan survei ini adalah 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Ketika LSN menanyakan kepada responden, apakah merasa dekat atau kurang dekat dengan sejumlah ormas keagamaan, sebanyak 55,9 persen menyatakan merasa dekat dengan NU. Kemudian sebanyak 17,2 persen responden menyatakan merasa dekat dengan Muhammadiyah. Selanjutnya ketika LSN menanyakan kepada 55,9 persen responden yang merasa dekat dengan NU, siapakah yang akan dipilih seandainya Pilpres dilaksanakan saat ini (saat survei dilakukan), sebanyak 32,5 persen mengaku akan memilih Prabowo. Sedangkan bakal capres PDI Perjuangan Jokowi hanya dipilih oleh 22,1 persen responden dan bakal capres Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) dipilih oleh 15,5 persen responden. “Sementara sebanyak 29,9 persen responden menyatakan ‘tidak tahu’ atau belum punya pilihan,” ujar Umar.
Dalam survei LSN ini hanya disodorkan tiga nama bakal capres, yaitu Joko Widodo (PDI Perjuangan), Aburizal Bakrie (Partai Golkar), dan Prabowo Subianto (Partai Gerindra). Pemilihan tiga nama ini didasarkan pertimbangan bahwa ketiga partai yang mengusung mereka kebetulan menjadi tiga besar partai dalam Pileg 9 April 2014 lalu.
Tak Mau Sakiti Mitra Koalisi
Ketua DPP Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa enggan menyimpulkan kemungkinan sosok yang akan mendapingi calon presiden Prabowo Subianto. Segala keputusan termasuk penentuan cawapres untuk Prabowo nanti harus berdasarkan kesepakatan dengan mitra parpol koalisi.
“Cocok enggak cocok, Gerindra tentunya menyerahkan koalisi yang ada. Bukan keputusan Gerindra lagi sekarang. Dengan catatan, koalisi itu harus hitungan-hitungan, bukan cuma kepentingan sesaat. Setiap kita buka koalisi dengan partai lain, Gerindra juga harus ikuti kesepakatan koalisi itu,” kata Desmond saat dihubungi, Senin (5/5) kemarin.
Dia menegaskan, Gerindra tidak ingin menyakiti hati mitra yang berpotensi besar masuk dalam koalisi dengan menyimpulkan pasangan terbaik buat Prabowo. Apalagi, kata dia, kemungkinan besar Gerindra membuka peluang untuk berkoalisi dengan Golkar. Hal ini terlihat dari pertemuan kembali antara Prabowo serta Ical hari ini di kediaman mantan Komandan Jenderal Kopassus itu di Hambalang, Bogor. [det/ant]

Rate this article!
Tags: