1.768 Kontingen se-Indonesia Berburu Prestasi LKS SMK

Panitia melakukan kroscek akhir peralatan lomba di bidang electro aplication LKS SMK tingkat nasional di Malang, Minggu (22/5). [adit hananta utama]

Panitia melakukan kroscek akhir peralatan lomba di bidang electro aplication LKS SMK tingkat nasional di Malang, Minggu (22/5). [adit hananta utama]

Jatim Optimistis Mengulang Juara Umum 1999
Dindik Jatim, Bhirawa
Perhelatan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK kembali digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tahun ini, ajang paling bergengsi bagi siswa pendidikan kejuruan itu dipusatkan di Malang mulai, Senin (23/5) hari ini. Hingga enam hari ke depan, sebanyak 1.768 kontingen dari 34 provinsi se-Indonesia akan berburu tropi juara di 52 kompetensi.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur Dr Saiful Rachman menuturkan, dipercaya menjadi tuan rumah merupakan satu kebanggaan tersendiri bagi Jatim. Karena itu, seluruh persiapan dilakukan dengan penuh totalitas. “Ini pertama kalinya menjadi tuan rumah dan kami tidak akan setengah-setengah sampai ajang ini sukses digelar,” tutur Saiful, Minggu (22/5).
Selain sukses penyelenggaraan, mantan Kepala Badan Diklat Jatim itu juga optimistis dapat mengulang kembali juara umum LKS yang pernah diraih 17 tahun lalu pada 1999. Ada banyak hal yang mendorong rasa optimistis tersebut. Di antaranya seleksi ketat yang dilakukan secara bertahap mulai jenjang sekolah, kabupaten/kota hingga provinsi. Selain itu, sebagai tuan rumah kepercayaan diri kontingen asal Jatim dipastikan semakin kuat. “Kita harus sukses penyelenggaraannya, sukses juga prestasinya,” tegasnya.
Delegasi dari Jatim, lanjut dia, juga mendapat pembinaan khusus dari provinsi. Baik dari sisi kompetensi maupun mentalitas pesertanya. Selain itu, pihak Dindik melakukan split panitia pelaksana dan panitia lomba. Ini dilakukan agar semua konsentrasi sesuai tugas masing-masing. “Yang persiapan untuk penyelenggaraan fokus ke penyelenggaraan. Dan yang fokus ke lomba, harus fokus ke lomba,” tandasnya.
Sebagai tuan rumah, Jatim tak ingin melewatkan satu saja tropi jatuh ke provinsi lain. Karena itu, dari 52 jenis kompetensi yang dilombakan, seluruhnya ada keterwakilannya dari Jatim. Apalagi untuk beberapa kelompok kompetensi seperti pastry, elektronik, teknologi dan bisnis manajemen yang diakuinya paling bisa diunggulkan. “Kita ikuti semua jenis kompetensi yang dilombakan plus dua kompetensi yang diujicobakan untuk diusulkan ikut lomba tahun depan,” tutur pria yang juga pernah menjabat Kepala SMKN 4 Malang itu.
Saiful memastikan, kendati menjadi tuan rumah, Jatim tetap akan sportif. Karena jurinya sendiri ditunjuk dari pusat dan sangat independen. “Kita juga tidak tahu jurinya siapa saja yang ditunjuk pusat,” tandasnya.
Di sisi lain, Saiful berharap dari even akbar ini akan memberi dampak positif bagi perekonomian Jatim. Karena selama enam hari itu, setidaknya ada 7.800 orang yang akan singgah di Malang. “Ini peluang ekonomisnya cukup tinggi. Orang-orang dari luar daerah pasti akan makan dan menginap di Malang. Selain itu, Malang juga punya banyak tempat wisata yang layak untuk dikunjungi,” kata dia.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan Dindik Jatim Dr Hudiyono menambahkan, 54 kontingen Jatim merupakan peserta yang meraih juara dari LKS SMK tingkat Jatim pada 2015 lalu. Jarak antara seleksi tingkat provinsi dan LKS Nasional yang cukup lama ini disebutnya telah cukup untuk melakukan persiapan secara matang. “Ada perbedaan mendasar, jika tahun-tahun sebelumnya seleksi hanya ada di tingkat provinsi. Mulai tahun kemarin seleksi dilakukan mulai level terendah yakni tingkat sekolah,” tutur dia.
Menariknya, lanjut Hudiono, tahun ini peserta LKS tidak diperkenankan menginap di hotel. Sebagai gantinya, peserta dimukimkan di rumah-rumah warga.  “Dengan begitu, peserta lomba bisa bersosialisasi langsung dengan masyarakat,” tutur dia.
Harapan lain, kata Hudiyono, peserta LKS yang notabenenya anak-anak pilihan itu bisa saling berbagi pengetahuan dengan warga.
Kegembiraan menyambut LKS SMK tingkat nasional ini juga ditunjukkan oleh pihak sekolah. Seperti diungkapkan Waka Humas SMK Brantas Karangkates Malang Bambang Sukatno. Dia mengakui, ajang ini membuat pelaku pendidikan kejuruan semakin termotivasi. Apalagi dari panitia provinsi cukup terbuka dengan sekolah-sekolah termasuk yang di daerah pelosok. “Sekolah saya ini letaknya sangat terpencil. Tapi kita dipercaya oleh provinsi untuk ikut terlibat menyiapkan lomba bidang refrigeration,” kata dia.
Selain itu, sekolah juga bisa merasakan manfaat langsung dari penyelenggaraan ajang ini. Sebab, peralatan yang dipakai untuk lomba berikutnya bisa dimanfaatkan kembali oleh sekolah. “Kita senang sekali, sekolah dapat memanfaatkan banyak hal dari acara ini,” pungkas dia. [tam]

Tags: