1 WNI di Singapura Positif Terkena Virus Zika

Seluruh rumah sakit Pemprov Jatim sudah menyiapkan ruang khusus isolasi untuk merawat dan mengobati pasien zika. Dengan fasilitas dan peralatan yang memadai nantinya akan mempermudah dokter dalam mengobati pasien.

Seluruh rumah sakit Pemprov Jatim sudah menyiapkan ruang khusus isolasi untuk merawat dan mengobati pasien zika. Dengan fasilitas dan peralatan yang memadai nantinya akan mempermudah dokter dalam mengobati pasien.

Jakarta, Bhirawa
Virus zika mulai memakan korban WNI. Satu WNI di Singapura diindikasi terjangkit virus zika. Info tersebut didapatkan Kementerian Luar Negeri dari Kementerian Kesehatan Singapura.
“Memang kedutaan kita di Singapura telah diinfokan adanya satu WNI positif kena virus zika oleh Kemenkes Singapura ,” ujar Juru Bicara Menteri Luar Negeri Armanatha Nasir di Kantor Kemenlu, Kamis (1/9).
Dalam info yang disampaikan itu, kata dia, WNI tersebut merupakan perempuan. Saat ini, WNI tersebut masih berada di rumah sakit. “Namun untuk kepentingan proteksi, yang diinfokan hanya sebatas itu. Satu orang Indonesia dan perempuan” kata dia.
Ia menambahkan, pihaknya juga belum mendapat info lebih detil terkait WNI tersebut. Nantinya, kata Armanatha, info yang lebih rinci akan disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Singapura kepada KBRI.
Kasus zika yang terkonfirmasi di Singapura hingga Selasa (30/8) melonjak menjadi 82 orang. Lebih dari 26 kasus zika terkonfirmasi dalam 24 jam terakhir. Lima dari 26 kasus zika yang terkonfirmasi Selasa malam lalu diketahui berada di area Aljunied, tenggara Singapura.
Keberadaan virus zika di Indonesia pertama kali ditemukan Lembaga Eijkman saat memeriksa 261 sampel darah pasien demam dari Kota Jambi.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Elizabeth Jane Soepardi menjelaskan, virus zika yang ditemukan di Indonesia adalah tipe Asia.
Virus zika yang menyebar di Brasil merupakan virus zika tipe Asia yang diduga bermutasi jadi ganas sehingga infeksi zika pada ibu hamil bisa menyebabkan anak yang dilahirkan mikrosefalus atau ukuran kepala bayi kecil.

Tunda ke Singapura
Untuk mengurangi risiko tertular virus zika, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim mengimbau masyarakat agar tidak pergi ke negara-negara yang terjangkit virus zika salah satunya Singapura.
“Kami (Dinkes Jatim, red) mengimbau kepada masyarakat Jatim dan Indonesia untuk mempertimbangkan kembali jika ingin berkunjung ke Singapura dan Brasil, hal ini disebabkan penularan virus zika di negara tersebut sangat tinggi,” kata Kepala Dinkes Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso, SpAn KIC KAP di Kantor Dinkes Jatim, Kamis (1/9).
Menurut dr Kohar virus zika ditemukan sejak 1950-an yang dibawa nyamuk aedes. Gejala yang ditimbulkan yakni muncul bintik merah, nyeri pada persendian dan otot, sakit kepala serta konjungtivitas (mata merah). Gejala ini muncul 4-7 hari setelah terinfeksi. “Sebaiknya segera periksakan diri jika mengalami gejala tersebut,” tuturnya.
Virus zika sangat bahaya jika terjangkit pada ibu hamil. Bayi yang terkena bisa mengalami kelainan pertumbuhan otak. Sampai saat ini di Indonesia tidak ditemukan orang yang terjangkit. Karena itu pemerintah terus mewaspadai orang-orang yang telah melakukan kunjungan ke Singapura.
“Kami telah menerjunkan tim gerak cepat untuk memantau pintu-pintu masuk seperti bandara. Serta mengirim surat edaran ke semua rumah sakit di daerah agar waspada virus zika. Jika ada yang mengalami sakit segera berobat dan dilakukan pemeriksaan,” imbuhnya.
Selain itu untuk mengatasi virus zika pihak Dinkes telah bekerjasama dengan sektor lain seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, Balai Besar teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Surabaya dan RSUD dr Soetomo Surabaya. ”Kita berharap dengan koordinasi dan kerjasama yang terpadu virus zika tidak sampai masuk ke Jatim dan Indonesia,” harapnya.
Ditanya terkait persiapan rumah sakit dalam mengawal pasien zika, Kohar mengatakan, seluruh rumah sakit Pemprov Jatim sudah menyiapkan ruang khusus isolasi untuk merawat dan mengobati pasien zika. Dengan fasilitas dan peralatan yang memadai nantinya akan mempermudah dokter dalam mengobati pasien zika. ”Memang perlu ruang khusus untuk mengobati pasien zika, hal ini dikarenakan untuk menghindari penularan virus zika ke pasien lainnya,” ucapnya. [ira,dna]

Tags: