10 ABK Asal Riau Dikarantina di Pelabuhan Kota Probolinggo

10 ABK asal Kepri yang dikarantina di kapalnya.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Sebanyak 10 anak buah kapal (ABK) asal Riau, sempat harus dikarantina di kapalnya selama 14 hari ketika berlabuh di Kota Probolinggo. Sebab, mereka baru datang dari Batam, serta sakit flu dan suhu tubuhnya 38 derajat Celcius. Langkah itu diambil Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Probolinggo, sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus korona. Syukur, setelah menjalani karantina mereka dinyatakan sehat dan diperbolehkan kembali melaut.
Kepala KSOP Probolinggo Subuh Fakkurochman, Selasa 24/3/2020 mengatakan, sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan keamanan KSOP, semua awak kapal yang akan melaut harus membuat buku melaut. Salah satunya yang harus dijalankan pemeriksaan kondisi kesehatan ABK. “Sebelum ada kasus Covid-19, KSOP sudah menerapkannya untuk memastikan kondisi kesehatan awak kapal saat hendak melaut,” ujarnya.
Kamis 19/3, ada 6 ABK yang datang ke klinik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Probolinggo. Di antaranya, dua orang memiliki keluhan panas dengan suhu tubuhnya lebih dari 38 derajat Celcius. Serta, sakit flu, batuk, dan sesak napas. Begitu juga empat orang ABK, suhu tubuhnya lebih dari 38 derajat dan sedikit flu.
“Kami rujuk dua pasien yang suhu panas tinggi dan mengalami sesak napas serta flu ke RSUD dr. Mohamad Saleh (Kota Probolinggo) menggunakan ambulans. Hasil pemeriksaan, kedua orang ABK itu dinyatakan tidak mengarah ke tanda-tanda terinfeksi Covid-19 dengan tindakan rawat inap,” ujarnya.
Subuh mengatakan, sesuai SOP dan melihat riwayat perjalanan mereka, akhirnya keberangkatan kapal mereka ditunda. Para ABK itu diminta tetap berada di kapalnya sampai kesehatannya benar-benar pulih.
Menurutnya, dari hasil wawancara dengan ABK, ada 10 ABK yang berasal dari Provinsi Kepri, Riau. Pada 8 Maret, mereka berangkat dari Bali ke Surabaya menggunakan pesawat. Dari Surabaya ke Kota Probolinggo, naik mobil pribadi. Karenanya, total ada 10 ABK yang sempat dikarantina di kapal.
“Kami sempat karantina 10 ABK itu di dalam kapal, tidak boleh ada yang ke luar-masuk. Karena sudah melewati 14 hari atau masa inkubasi, kemudian kondisi 10 ABK sudah sehat, rencana nanti sore (kemarin) sudah diperbolehkan berangkat melaut,” jelas Subuh.
Sementara itu, Kepala KKP Kelas II Probolinggo Boediono mengatakan, melihat situasi Covid-19 di Indoneisa, khususnya di Jawa Timur dan riwayat perjalanan ABK, pihaknya merekomendasikan 10 ABK tersebut dikarantina mandiri sampai menunggu masa inkubasi 14 hari. Karantina mandiri terhitung mulai 19-23 Maret, karena masa inkubasi terhitung mulai 8 Maret. Tujuannya, mengurangi kontak dengan masyarakat. “Selama menjalani karantina mandiri, petugas dari KKP melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi ABK. KSOP memfasilitasi sarana transportasi dan keamanannya,” jelasnya.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Tembaga Probolinggo, mengkarantina 10 ABK kapal pencari ikan, asal Kepulauan Riau (Kepri). Langkah itu dilakukan sebagai antisipasi penyebaran covid-19. “Dua ABK itu kemudian kami rujuk ke RSUD Dr. Saleh. Namun hasil pemeriksaannya tidak mengarah ke infeksi Covid-19,” kata Kepala Klinik KKP Kelas II Probolinggo, Budiono.
Melihat situasi kasus covid-19, serta riwayat perjalanan ABK, pihak KSOP, KKP dan Kamladu memutuskan untuk menunda keberangkatan kapal pencari ikan itu. “Serta kami rekomendasikan karantina mandiri, di kapal mereka. Sampai masa inkubasi virus selesai,” terang Kepala KSOP Probolinggo, Kapten Subuh.
Dari tanggal kedatangan, sampai saat ini, seluruh ABK dipastikan kesehatannya. Tim medis khusus yang dikerahkan, mencatat seluruh ABK terus membaik dan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi akibat covid-19. Setelah dipastikan negatif corona, seluruh ABK ini diperbolehkan melanjutkan perjalanan. Yakni menangkap ikan di lautan Indonesia.
Lebih lanjut Budiono mengatakan, pemeriksaan sesuai SOP. Hal itu bukan karena Covid-19 saja, sebab sesuai prosedur jika sakit harus ditunda pelayarannya. “Kami terus lakukan pemantauan terhadap keenam ABK tersebut. Dalam masa karantina mandiri, kami juga menyiapkan petugas kesehatan untuk rutin kontrol,”jelas Budiono.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Tembaga Probolinggo, M Subuh mengatakan pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan penanganan aktifitas kapal muat barang yang masuk ke pelabuhan. “Kedepan kita lakukan terus SOP tersebut. Ini bagian dari upaya antisipasi dan pencegahan terhadap wabah Covid-19,”tambahnya.(Wap)

Tags: