10 Persen Balita Berpotensi ISPA

Surabaya, Bhirawa
Setidaknya 300 ribu Balita yang lahir di Jatim berpotensi menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Pneumonia (Penyakit batuk yang di tandai dengan napas cepat atau sesak napas, red). Namun sampai saat ini , Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim baru menemukan kasus ISPA balita sebanyak 98.001. Padahal ISPA merupakan penyakit dengan tingkat kematian pada balita tertinggi kedua setelah diare.
Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono menyatakan, berdasarkan standard World Healt Organization (WHO) sebanyak 10 persen jumlah kelahiran bayi memiliki potensi  menderita ISPA dan Pnuemonia. Maka, lanjutnya, dari total jumlah balita di Jatim sebanyak 3.091.037 terdapat 309.014 balita yang berpotensi menderita ISPA. ”Jika ditotal penderita kasus ISPA balita mencapai 300 ribu orang,” tambahnya.
Sementara terkait  masih minimnya angka penemuan kasus ISPA balita di Jatim,  diakibatkan belum maksimalnya petugas lapangan kesehatan dalam mengawalnya. Banyak dari petugas lapangan kesehatan tidak bekerja dengan maksimal salah satunya tidak melaporkan pasien ISPA balita ke Dinkes.
”Petugas lapangan kesehatan ini yang berperan penting dalam mengawal penemuan kasus ISPA balita di masyarakat,” jelasnya.
Dijelaskannya, banyaknya penderita kasus ISPA balita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan dan perilaku manusia. Untuk faktor lingkungan dipengaruhi oleh ketersedian fentilasi, sanitasi rumah. Sedangkan perilaku manusia adalah tidak menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat.
Ke depan Harsono meminta dengan banyaknya kasus ISPA balita dapat mengubah perilaku masyarakat untuk hisup lebih sehat. ”Untuk Dinkes kita akan melakukan kordinasi dengan banyak sektor termasuk perguruan tinggi, organisasi non pemerintah baik swasta dan internasional dalam mengawal penurunan penyakit ISPA,” jelasnya.
Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim Setyo Budiono menyatakan, penyakit ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Menurutnya, ISPA bermula pada saat mikriorganisme atau atau zat asing seperti tetesan cairan yang dihirup, memasuki paru dan menimbulkan radang. ”Bila penyebabnya virus atau bakteri, cairan digunakan oleh organisme penyerang untuk media perkembangan. Bila penyebabnya zat asing, cairan memberi tempat berkembang bagi organisme yang sudah ada dalam paru-paru atau sistem pernapasan,” paparnya.
Umumnya penyakit ISPA balita menular secara langsung dari seseorang penderita kepada orang lain melalui media udara. Pada waktu batuk banyak virus dan kuman yang dikeluarkan dan dapat terhirup oleh anak lain yang berdekatan dengan penderita. [dna]

Rate this article!
Tags: