10 PTN di Jatim Jalin Mitra dengan PT Australia Barat

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo foto bersama dengan perwakilan Pemerintah Australia Barat dengan para rektor PTN pasca penandatangan kerjasama di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Sebanyak 10 perguruan tinggi negeri (PTN) di Jatim menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi (PT) Australia Barat. Jalinan mitra ini seperti penelitian dan publikasi bersama, serta pertukaran mahasiswa dan dosen kedua belah pihak.
Penandatanganan kerjasama ini disaksikan langsung, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan Menteri Australia Barat Pertambangan dan Perminyakan, Perdagangan dan Hubungan Industri, Urusan Pemilihan dan Kerjasama Asia, Mr Bill Johnston MLA, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (27/9).
Ke-10 PTN Jatim yang bergabung dalam konsorsium ini, yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Jember (Unej), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universtias Islam Negeri (UIN) Malik Ibrahim Malang, Universitas Trunojoyo Bangkalan, UPN Veteran, UIN Sunan Ampel, dan Universitas Negeri Malang (UNM). Sementara itu, universitas di Australia Barat yang menjalin kerjasama ini diantaranya The University of Western Australia, Murdoch University dan The University of Notre Dame.
Selain penandatangan kerjasama, juga diserahkan beasiswa S2 audiologi bagi  Valina Khiarin Nisa, dosen psikologi Unair Surabaya. Menurut Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim, Drs Benny Sampir Wanto MSi, pemberian beasiswa tersebut sebagai salah satu hasil kerjasama Jatim-Australia Barat.
Beasiswa dibiayai oleh Pemerintah Australia Barat dan yayasan The East Java Hearing Aid Foundation Australia Barat, yang diketuai Ms Trisha Henderson. Pemberian beasiswa, disampaikan oleh Premier Australia Barat kepada Gubernur di Perth tahun lalu, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan seleksi kandidat oleh Tim Seleksi Australia Barat.
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengatakan, kerjasama konsorsium PTN Jatim dan lima perguruan tinggi Australia Barat, sebagai langkah strategis untuk mendorong pembangunan dua wilayah serta sekaligus peningkatan kualitas SDM-nya. “Saya sangat menyambut baik kerjasama ini,” katanya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Pakde Karwo, sapaan karib Gubernur Soekarwo, menegaskan salah satu  kegiatan penting yang perlu ditindaklanjuti dan dikonkritkan dalam kerjasama Jatim-Australia Barat saat ini, yakni pemanfaatan sumberdaya alam Australia yang melimpah untuk dilakukan proses nilai tambah di Jatim.
Untuk itu, lanjut Pakde Karwo, perlu segera dilakukan senior official meeting perwakilan dua belah pihak, termasuk melibatkan kamar dagang dan industri masing-masing. “Saat ini, sekitar 70-79 persen barang impor Jatim adalah bahan baku. Perlu diidentifikasi produk-produk apa yang dibutuhkan Jatim dan tersedia di Australia Barat,” ujarnya.
Ia meyakini, dengan mengimpor produk-produk Australia Barat, biaya produksi menjadi lebih rendah.  Apalagi, jika pemberian nilai tambah dilakukan di Jatim sebagai pasar potensial, bukan hanya penduduknya yang besar tetapi juga sebagai hub bagi Indonesia timur dng jumlah penduduk tidak kurang dari 120 juta.
Dalam sambutannya, Menteri Australia Barat Pertambangan dan Perminyakan, Perdagangan dan Hubungan Industri, Urusan Pemilihan dan Kerjasama Asia, Mr Bill Johnston MLA, menyambut positif penegasan usulan program kerjasama Pakde Karwo, yang dinilainya sejalan dengan kebijakan Pemerintah Negara Bagian Australian Barat.
“Potensi besar Jatim dan masyarakatnya yang terbuka telah membuktikan sejumlah pengusaha Australia telah berinvestasi di Jatim. Selain itu, Australia Barat juga memfokuskan kerjasama dengan Asia, yang terlihat dari nama kementeriannya, Asia Engagement,” katanya. [iib]

Tags: