100 Siswa SDN Triwung Lor Kab Probolinggo Galang Dana

Siswa SDN Triwung Lor Galang Dana Untuk Longsor Ponogoro.

Kab.probolinggo , Bhirawa.
Sedikitnya seratusan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Triwung Lor 3, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, melakukan aksi solidaritas terhadap korban bencana longsor di Ponogoro. Aksi ini dilakukan dengan cara menggalang sumbangan sukarela dan teaterikal. Sedangkan Santri Riyadlus Sholihin Shalat Gaib Untuk Korban Longsor Ponorogo.
Siswa-siswi ini menggelar aksi peduli untuk korban bencana longsor yang terjadi di, Desa Banaran Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, di halaman sekolah, usai upacara bendera rutin. Harapannya, siswa-siswi ini belajar untuk peduli sesama. Selain itu, keluarga korban longsor diberi ketabahan dan tidak terjadi lagi bencana serupa di Indonesia.
Beberapa siswa dengan lincahnya melakukan tarian topeng dan jaran bodag. Selanjutnya, seorang siswa dan guru membacakan puisi untuk mengungkapkan kesedihan bencana tersebut. Tak hanya aksi teaterikal, siswa-siwa ini kemudian menggalang dana sumbangan sukarela/ dari para siswa dan guru.
“Ikut merasa sedih, karena mereka adalah saudara-saudara kita. Juga ikut menyumbang karena kita juga ikut merasakan kesedihan yang ditimpa oleh warga di ponorogo,” ujar Zadna Lia Andina, siswa kelas 6, Rabu (5/4).
Menurut Kepala SDN Triwung Lor 3, Rukmini, kegiatan ini, bertujuan untuk mengajarkan pada siswa agar lebih peduli pada sesama. Terlebih untuk korban longsor yang melanda Ponorogo dengan korban puluhan jiwa. “Melatih siswa peduli sesama, yang ditanamkan sedini mungkin. Dengan memberikan pelajaran yang sejak awal agar anak-anak ini pedulu kepada orang lain,” katanya.
Sumbangan sukarela yang digalang siswa ini, rencananya akan dikirimkan ke posko tanggap bencana ponorogo. Mereka berharap, korban tertimbun segera ditemukan dan bencana serupa tidak lagi terjadi di Indonesia, terutama di kawasan Probolinggo.
Bencana longsor yang menimbun puluhan warga di Kabupaten Ponorogo, membuat ribuan santri Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin, Kota Probolinggo, prihatin. Keprihatinan itu ditunjukkan dengan shalat ghaib dan tahlil untuk mendoakan para korban.
Salat ghaib dan tahlil dilakukan usai shalat ashar berjamaah di masjid jamik pesantren. “Kami doakan para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” kata Abdul Manap, salah satu santri.
Tak hanya mendoakan para korban, lewat tahlil bersama, para santri berharap bencana serupa tak terjadi lagi di Indonesia, terutama di Probolinggo. “Semoga dijauhkan dari bencana,” lanjut santri asal Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo itu.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin, Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan, selain mendoakan para korban, shalat ghaib dan tahlil juga sebagai pembelajaran bagi santri, baik putra maupun putri. “Kami ajari agar sensitif dengan musibah sehingga bila sudah keluar dari pondok, bisa mengajak lingkungannya peduli, saling mendoakan antar umat islam,” tambah pria yang juga anggota DPR-RI ini. [wap]

Tags: