117 Warga Jatim Tewas Akibat Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti

3-nyamukSurabaya, Bhirawa
Masyarakat diharapkan mewaspadai gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah(DB) ini telah merenggut nyawa 117 orang pada tahun 2013 lalu. Dari data Dinkes Jatim menyebutkan jumlah masyarakat yang terkena penyakit Demam Berdarah (DB) sebanyak 14.837 orang sampai akhir 2013 lalu.
Sebagai bagian tindakan prefentif bahaya DB, Kepala Dinkes Jatim, dr Dodo Anondo mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan terutama selama musim pengujan. Masyarakat diharapkan dapat melakukan progam 3M (menguras, mengubur, dan menutup). Program ini diyakini dapat menekan berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypt.
”Nyamuk Aedes Aegypti lebih suka berkembang biak pada tempat-tempat genangan air yang tidak mengalir,” ujarnya, Kamis(20/11).
Lebih lanjut pria berkacamata ini mengungkapkan, progam 3M sendiri nampaknya belum bisa dirasakan hasilnya secara maksimal. Hal ini terlihat dari jumlah penderita DB yang meningkat dari tahun-ketahun. Pada tahun tahun 2012 sebanyak 8.257 kasus dan naik menjadi 14.837 kasus.
”Jadinya naiknya hingga 80 persen dari tahun sebelumnya,” tegasnya.
Harsono menyatakan, dari hasil evaluai Surabaya masih menjadi wilayah rawan DB di Jatim. Kasus DB di Surabaya mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Pada tahun 2013 mencapai 2.213 orang sementara tahun 2012 sebanyak  1.091 orang.
Selain itu untuk jumlah penderita meninggal akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti di Surabaya setiap tahunnya mengalami penambahan yaitu tahun 2012 sebesar 6 orang meningkat di tahun 2013 sebesar 15 orang. “Kenaikan penderita dan kematian di atas 100 persen hal ini harus segera diselesaikan oleh Surabaya,” ujarnya.
Harsono juga menyayangkan kondisi yang dialami Surabaya ini.  Sebagai kota terbesar di Jatim Surabaya harus memberikan contoh bagi kota/kabupaten lain dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, tapi pada kenyataannya justru dinyatakan sebagai daerah yang tertinggi dalam kasus DB.
Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim, Setyo Budiono menyatakan, saat ini penularan penyakit DB di beberapa daerah mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah pertumbuhan populasi nyamuk yang sangat tinggi dan musim.
“Penambahan populasi nyamuk ini tidak lain karena didukung oleh faktor hujan, sehingga musim penghujan pengembangbiakan nyamuk sangat tinggi,” ucapnya. [dna]

Keterangan Foto: Salah satu pasien terpaksa dirawat akibat kena gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Tags: