12 Bencana Potensi Terjadi di Provinsi Jawa Timur

Suasana Rapat Singkrunisasi dan Fasilitasi Tanggap Darut Bencana se wilker  Bakorwil V Jember, kemarin.

Jember, Bhirawa
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Jawa bagian timur yang masuk dalam zona rawan bencana. Berdasarkan data kajian resiko bencana Jawa Timur 2016-2020, sedikitnya 12 resiko bencana di Jawa Timur yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Ke 12 resiko bencana di Jawa Timur ini yakni, banjir, banjir bandang, gelombang ektrim dan abrasi, gempa bumi, kegagalan teknologi, kekeringan, epidemi dan wabah penyakit, letusan gunung berapi, cuaca ektrim, tanah longsor, tsunami dan kebakaran hutan dan lahan.
“Jawa Timur memiliki gunung berapa aktif yang sewaktu-waktu akan terjadi letusan,” ujar Satriyo Nurdien Kabid Kedaruratan BPBD Pemprov Jatim saat menjadi materi dalam rapat Singkrunisasi dan Fasilitasi Tanggap Darut Bencana se wilker  Bakorwil V Jember, Jum’at (29/3/2019).
Menurut Satriyo, dari 38 kab/kota di Jawa Timur ada 17 Kabupaten yang terjadi bencana dengan level tinggi. Diantaranya diwilayah Bakorwil V Jember,  yakni Banguwangi Jember, Lumajang dan  Probolinggo.” Dengan adanya koordinasi ini, dapat diketahui resiko ancaman dari masing-masing daerah. Sehingga upaya untuk mengurangi resiko bencana dapat diminimalisir,”ujar Satriyo kemarin.
Dalam kegiatan ini hadir sebagai narasumber Suwondo Kasi Kepariwisataan di  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata PemprovJatim. Menurut Suwondo, lembaganya memetakan distinasi wisata yang ada di Jawa Timur yang berpotensi terdampak bencana. Diantaranya, kawasan Bromo, Tengger dan Semeru (BTS), Gunung Ijen, Blauran, Alas Purwo dan kawasan Merru Betiri.
“Kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih mengenali kerawanan dan potensi ancaman bencana disekitar lokasi wisata,” tandasnya.
Sementara, Kepala Bakorwil V Jember R. Tjahjo Widodo mengatakan, dalam penanganan bencana alam perlu adanya koordinasi dan penanganan cepat,tepat, efektif,efisien, terpadu dan akuntabel agar korban jiwa dan kerugian harta benda dapat diminamilisir. Seperti bencana babjir yang terjadi baru-baru ini di Banyuwangi, Lumajang, Jember.
“Oleh karena itu, kami minta untuk masing-masing BPBD Kab/Kota di wilker Bakorwil V Jember dalam rapat ini dapat memberikan data atau titik rawan yang memiliki resiko tinggi terjadi bencana alam. Sehingga dengan data itu perlu mendapat perhatian prioritas sehingga menjadi peringatan dini bagi kita semua,” ujar Tjahjo kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Tjahjo berharap melalui rapat singkronisasi ini diharapkan adanya masukan untuk dijadikan direkomendasikan kepada Gubernur dalam penanganan dan pencegahan bencana diwilayah Bakorwil V Jember.
Seperti usulan Bupati Probolinggo dan Bupati Banyuwangi agar pengelolaan sungai yang menjadi kewenangan provinsi segera diperbaiki dan segera dilakukan reboisasi agar tidak terjadi banjir bandang dan tanah longsor yang lebih parah. Usulan Bupati Lumajang dan Jember yang mengusulkan agar segera dilakukan perbaikan dan penguatan tanggul yang bersifat permanen dengan melibatkan APBD dan APBD Pemprov Jatim.
“Usulan ini kita usulkan ke Gubernur agar menjadi prioritas dalam pencegahan bencana banjir bandang diwilayah tersebut,” ungkap Tjahjo kemarin.(efi)

Tags: