120 Perajin Batik se-Provinsi Jawa Timur Ikuti Jambore

Sekda Bambang Agus Suwignyo bersama peserta jambore batik.

Probolinggo, Bhirawa
Sebanyak 120 Perajin batik dari 38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur berkumpul di Museum Kota Probolinggo. Mereka mengikuti pembukaan Jambore Pembatik Jawa Timur. Jambore ini dilaksanakan di dua tempat yaitu Museum Kota Probolinggo dan Kampung Kita Resort, Desa Condong, Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo. Kegiatan Jambore Pembatik yang pertama kali dilaksanakan di Jawa Timur ini berlangsung selama 2 hari kemarin.
Niko Sawiji, Ketua Panitia Jambore Pembatik, Selasa 10/4 menjelaskan, kegiatan ini merupakan acara para pembatik yang pertama kali diadakan di Indonesia. Acara ini diselenggarakan dengan baik berkat peran aktif serta antusias pengrajin batik untuk bersatu memperkuat jalinan silaturahmi antara pembatik seluruh wilayah Jawa Timur.
“Terima Kasih Kepada Pemerintah Kota Probolinggo, Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Asosiasi Pengrajin Pengusaha Batik Indonesia, Asosiasi Pengrajin Batik Jawa Timur serta Kadin Kota Probolinggo,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengrajin Batik Jawa Timur (APBJ), Putu Silostiani menjelaskan Asosiasi Pengrajin Batik Jawa Timur didirikan pada tahun 2014, tepat di Hari Batik Nasional pada 2 Oktober. Pengurusan APBJ dikukuhkan oleh Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur, Nina Soekarwo. Tahun ini APBJ tepat berusia 4 tahun.
Batik di Indonesia berkembang semakin pesat begitu juga perkembangan batik di Jawa Timur. Terbukti, dari perkembangan anggota pengarajin batik yang tergabung di APBJ semakin banyak. Semula anggota APBJ sekitar 50 orang, saat ini lebih dari 100 orang anggota yang terdaftar.
“Terimakasih kepada Pemerintah Kota Probolinggo yang sudah memberikan waktu dan tempat yang sangat bagus. Peserta jambore bisa menyaksikan peninggalan batik-batik kuno yang ada di Kota Probolinggo, yang belum tentu ada di tempat lain.
Di museum Kota Probolinggo ada ratusan koleksi batik yang bisa menjadi saksi sejarah bahwa batik di Jawa Timur dari dulu sudah berkembang pesat, sejak 1889. Jambore Batik Jawa Timur ini sebagai tonggak untuk memajukan batik Jawa timur dan semoga batik Jawa Timur semakin sukses,” kata Putu.
Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, Bambang Agus Suwignyo menyatakan, saat ini ada 5 motif batik khas probolinggo yang dipakai sebagai seragam para Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap hari Kamis.
Siswa-siswi sekolah juga memakai seragam batik khas Kota Probolinggo sebagai salah satu seragam sekolah. Di Kota Probolinggo ada 34 pengrajin batik aktif dengan motif mangga dan anggur menjadi ciri khas Kota Probolinggo.
Sejarah panjang batik Probolinggo setidaknya di kenal mulai tahun 1889, dimana Belanda saat itu membawa sekitar 151 motif batik untuk dipamerkan di negarannya. Ratusan motif batik kuno Probolinggo tersebut diketahui oleh Wali Kota Probolinggo Rukmini yang melawat ke Belanda pada tahun 2014.
“Motif-motif batik kuno ini menjadi warisan yang sangat berharga dan harus kita jaga. Setidaknya motif-motif ini harus kita pakai sebagai pakaian kebanggaan kita, tidak hanya untuk masyarakat Kota Probolinggo, tetapi juga kebanggaan masyarakat Jawa Timur dan tentunya kebanggaan Nasional,” tandas Bambang.
“Saya berharap keberadaan ratusan motif batik kuno yang ada di Kota Probolinggo menjadi semangat untuk pengrajin batik baik di Kota Probolinggo, maupun pengrajin batik di Jawa Timur untuk menciptakan lebih banyak lagi motif-motif khas dari daerah masing-masing.
Semoga usaha batik ini bisa berkembang dan bisa saling bekerjasama dengan seluruh pengrajin batik di Jawa Timur. Saya juga berharap, Jambore Pembatik Jawa Timur ini bisa berjalan dengan sukses dan bisa menginspirasi para pengrajin batik lainnya di Indonesia untuk terus berkreasi,”tambahnya.(Wap)

Tags: