129 Haji Jatim Wafat di Tanah Suci

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Jamaah haji Jawa Timur yang wafat di Tanah Suci tercatat 129 jamaah  dan 7 orang lainya wafat di Tanah Air. Penyebab wafatnya 129 haji di Tanah Suci diantaranya merupakan korban tragedi Mina 24 orang, tragedi Crane 2 orang sisanya karena sakit.
Menurut Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, HM Sakur saat dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (27/10) mengungkapkan, kebanyakan jamaah haji yang meninggalkan karena sakit yang umumnya respiratory disease, serangan jantung, hipertensi, dan cardiovascullar disease.
Sementara jumlah haji yang sakit di Tanah Suci itu mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan musim haji 2014 yang hanya mencatat 52 haji yang wafat di Tanah Suci.
“Untuk tujuh haji yang wafat di Tanah Air meliputi tiga orang meninggal di pesawat dan lainnya meninggal di Rumah Sakit Haji/Debarkasi Surabaya,” ujarnya.
Sedangkan sampai dengan kepulangan Kelompok Terbang (Kloter) 64 yang merupakan kloter terakhir di Debarkasi Surabaya, masih ada 15 haji asal Jatim yang tertinggal di Tanah Suci. “Ada 22 haji dari Jatim yang sakit di Tanah Suci, namun tujuh haji diantaranya sembuh dan sudah pulang dengan kloter sebelumnya,” jelasnya.
Ke 15 haji Jatim yang masih tertinggal di Arab Saudi meliputi 13 haji yang sakit, seorang haji dikabarkan wafat dan seorang pendamping haji. “Seorang haji yang dikabarkan wafat bernama Kulisah Makrup Somo dari Bojonegoro yang mengalami sakit pendarahan usus, namun petugas belum mendapatkan dokumen resmi dari rumah sakit,” katanya.
Untuk seorang haji yang menjadi pendamping haji yang sakit adalah Sri Afifah A Sayuti dari Kabupaten Blitar atau Kloter 63 yang mendampingi suaminya bernama Moch Ichsan Sholeh yang sedang menjalani observasi.
Tujuh haji yang dinyatakan sakit dan sudah pulang adalah Habib Mukri Abdurrohman dari Lamongan, Timbul Abdul Mutolib Saleh dari Lumajang, dab Kusni Mat Djamat dari Ponorogo. “Sardi Minto Muhammad (Sidoarjo), Samsuri Achmad Rais (Bojonegoro), Muji Mulyani Sueadji (Kota Malang), dan Nurhadi Marsum M (Trenggalek), mereka pulang dengan Kloter 30, 48, 55, 61, dan 62,” katanya. [riq]

Rate this article!
Tags: