13 Desa di Bojonegoro Mulai Krisis Air Bersih

Wijiati-Warga-krajan-Desa-kepohkidulKecamatan-Kedungadem-Kabupaten-Bojonegoro-kini-telah-mengalami-kembali-kesulitan-mendapatkan-air-bersih.

Wijiati-Warga-krajan-Desa-kepohkidulKecamatan-Kedungadem-Kabupaten-Bojonegoro-kini-telah-mengalami-kembali-kesulitan-mendapatkan-air-bersih.

Bojonegoro, Bhirawa
Dampak musim kemarau kian dirasakan sejumlah warga desa di Kabupaten Bojonegoro. Warga yang tinggal didaerah ‘pelanggan’ bencana kekeringan, mulai kesulitan krisis air baku. Seperti di Kecamatan Kedungadem terdapat 13 desa mulai krisis air bersih yakni di Desa Tlogo gung, Ngrandu,Balongcabe, Pejok, Kedungrejo, Duwel, Babad, Jamberejo, Kedungadem, Megale, Geger, Sidolmulyo dan Kepohbaru.
Warga krajan, Desa kepohkidul,Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, kini telah mengalami kembali kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan airnya, warga di dusun langganan krisis air tersebut kini terpaksa harus mencari dan mengangkutnya dari sumber mata air yang berjarak satu kilo meter dari dusunnya itu.
Menurut wijiati  (40) serta sejumlah warga lainnya di dusun tersebut, masalah kekeringan sudah berlangsung sekitar tiga bulan terakhir. “Sejak bulan April yang lalu,sumur-sumur gali milik masyarakat di dusun ini sudah mengering. Malahan beberapa mata air terdekat andalan masyarakat di dusun ini, saat ini sudah mulai mengering,” tutur Paijah, kepada Bhirawa Selasa (28/7) seraya menambahkan, sumur gali milik penduduk di dusunnya itu selama ini hanya berair pada musim hujan.
Wijiati yang sedang menimba air di salah satu mata air sumur galian yang jarak tempuh nya satu kilo meter dari  pemukiman, menyebutkan untuk memenuhi kebutuhan air minum, untuk memasak, mandi dan cuci. “Sehari harus membutuhkan air sebanyak enam jiregen dengan kapasitas 30 liter atau 180 liter perhari, untuk kebutuhan satu keluarga dengan empat kepala,” ujarnya.
Kepala Disnakertransos Bojonegoro, Adi Wicaksono mengatakan, kekeringan terjadi di 30 desa pada 19  kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Dan  jika sampai hari ini, delapan  desa yang tersebar di 19 kecamatan telah di droping air bersih.
“Saat ini sudah delapan desa yang mengajukan dan ddroping air bersih. Yakni diantaranya Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander,  Desa Megale kecamatan Kepohbaru dan Wedoro,” ujar kepala Disnakertransos kepada Bhirawa melalui ponselnya Selasa (28/7).
Adapun untuk pendropingan air bersih sampai saat ini masih terus dilakukan pendropingan sesuai permintaan dari masyarakat. “Nantinya secara bertahap seluruh desa yang wilayahnya kekeringan akan mendapat guyuran air bersih,” tandsanya.
Pendropingan air bersih dilakukan setiap harinya kurang lebih mencapai 1-2  tangki dengan menggunakan 1 armada. Kendaran tangki berkapasitas 5 ribu litir air bersih bekerjasama dengan PDAM. [bas]

Tags: