135 Bencana Alam Terjadi di Kota Batu

Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi saat memimpin Apel Siaga Darurat Bencana di Lapangan Desa Sumber Brantas Kota Batu, Rabu (27/10).

Kota Batu, Bhirawa
Kejadian bencana alam di Kota Batu mengalami kenaikan tahun ini. Jika tahun lalu tercatat 114 bencana alam, memasuki akhir bulan Oktober ini sudah tercatat 135 kejadian. Karena itu Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi menginstruksikan untuk mengubah pola penanganan bencana dari pola reaktif dan responsif menjadi pola preventif.
Wali kota mengatakan dari 114 kejadian bencana alam yang terjadi di Kota Batu tahun 2020, bencana hidrometeorologi sangat mendominasi hingga di angka 86 persen. Sementara 14 persennya adalah bencana geologi. Sementara di tahun ini hingga bulan Oktober 2021, tercatat 135 kejadian bencana alam yang juga tetap didominasi bencana alam hidrometeorologi.
“Dengan pola preventif ini, Pemkot Batu akan membuka ruang lebih besar untuk mengedukasi masyarakat terhadap penanganan bencana sehingga dapat meningkatkan kesadaran diri, dan memunculkan tanggap tangguh bencana di masyarakat,”ujar Dewanti saat memimpin Apel Siaga Darurat Bencana di Lapangan Desa Sumber Brantas Kota Batu, Rabu (27/10).
Ia menjelaskan bahwa kesiapsiagaan ini perlu dilakukan menghadapi musim hujan tahun 2021- 2022. Diperkirakan awal musim hujan akan turun pada bulan Oktober tahun 2021 sehingga diperlukan peningkatan antisipasi penanganan bencana alam.
“Kita harus mengerahkan seluruh potensi penta helix untuk pencegahan bencana alam,” tegas Dewanti. Karena itu kemarin Wali Kota mengajak pentahelix mulai pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media bersama-sama untuk melakukan tindakan preventif antisipasi bencana.
Mereka secara bersama melakukan penanaman bibit pohon buah di lapangan Sumber Brantas, dan beberapa titik di kawasan kritis. Ada sebanyak 1.450 bibit pohon buah mulai alpukat, nangka, jeruk keprok 55 dan berbagai pohon buah yang ditanam di titik- titik rawan bencana.
“Banyak titik-titik kawasan kritis di Kota Batu, 60 persen berada di Kecamatan Bumiaji, karena itu apel kesiapsiagaan ini kita laksanakan di sini,” tambah Dewanti.
Adapun untuk mengantisipasi ancaman bencana hidrometeorologi akibat anomali iklim La Nina Moderate diperlukan adanya kewaspadaan lebih. Apalagi tanah longsor menjadi bencana yang sangat berisiko terjadi di Kota Batu. Selain itu tanah ambles, angin kencang, dan puting beliung juga kerap menerjang Kota Wisata ini. “Karena itu saya juga meminta pentahelix untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana dimanapun berada,”tandas Walikota. [nas]

Rate this article!
Tags: