150 kapal Dilarang Melaut Harga Ikan Melambung

Dilarang melaut, puluhan nelayan perbaiki jaringnya. [wiwit agus pribadi]

Probolingo, Bhirawa
Dampak dilarangnya 150 kapal jonggran yang memakai alat tangkap Cantrang, harga ikan dipasaran melambung. bahkan atas ratusan nelayan di Kota Probolinggo memblokir jalan dan menggelar unjuk rasa ke kantor Dinas Perikanan dan Kelautan.
“Sudah 10 hari nelayan tidak bekerja, dan banyak bekerja ke luar kota, karena tidak boleh melaut dan akan diganti alat tangkap ikan lain. Kalau tidak kerja makan apa, bayar sekolah, PDAM dan listrik tidak bisa bayar,” keluh Sa’adah saat demo, (Rabu 11/1).
Nelayan lain, Ahmad Jupri mengaku rugi jika kondisinya menganggur. “Tuntutan nelayan bisa kerja dan melaut, karena biaya dan peralatan di kapal sudah siap. Kalau dibiarkan begitu saja, rugi kita kalau begini terus,” katanya.
Sudah barang tentu pasokan ikan berkurang, yang setiap harinya ikan berbagai jenis dipasok nelayan hingga puluhan kilo, saat ini kami hanya 3 kilo gram saja. Dengan begitu maka harga ikan laut di Probolinggo naik tajam hingga 30 persen, kata Hj. Soimah pedagang ikan di pasar ikan Mayangan.
Kenaikan ikan laut terlihat di pasar ikan di kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, Kota Probolinggo sejak beberapa hari terakhir. Harga ikan tongkol yang sebelumnya Rp 14 ribu/kilogram (Kg) naik menjadi Rp 22 ribu.
Ikan kakap yang sebelumnya Rp 30 ribu naik menjadi Rp 40 ribu. Demikian juga ikan dorang, naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu. “Sepertinya mengikuti daging ayam dan sapi, ikan laut juga naik,” ujar Agus Salim, pedagang ikan di Mayangan.
Agus yang biasa mengirim ikan untuk hotel dan restoran di Bali pun mengaku, menahan diri untuk tidak kirim ikan. “Untuk sementara libur dulu kirim ikan ke Bali, menunggu harga ikan turun,” tandasnya.
Sairi, pedagang ikan dengan tujuan Bali mengaku, masih memasok ikan dari Probolinggo ke Pulau Dewata. Hanya saja volume pengiriman ikan untuk hotel dan restoran di kawasan Jimbaran, Bali itu menurun. “Biasanya sekali kirim ikan ke Bali bisa dua truk, sekarang tidak sampai satu truk,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Paguyuban Nelayan Putera Samudra, Kota Probolinggo, Hambali membenarkan, harga ikan naik tajam. “Akibat dari 150 kapal nelayan dilarng melaut tersebut, wajar kalau kemudian harga ikan juga melonjak,” paparnya.
Dikatakan tidak hanya di Probolinggo yang sepi ikan. Kondisi serupa juga terjadi di kalangan nelayan di Besuki dan Panarukan, Situbondo. “Bahkan hingga di Muncar, Banyuwangi juga sepi ikan,” ujar Hambali.
Sejumlah nelayan di Pulau Giliketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo juga mengakui, hasil tangkapannya menurun. “Selain faktor cuaca, karena banyak nelayan yang sengaja tidak melaut karena larangan tersebut,” ujar Masidun, nelayan Giliketapang.
Sebagian nelayan yang tidak melaut, memanfaatkan waktu luang dengan memperbaiki alat tangkap (jaring) yang rusak. Hal itu terlihat di dermaga PPP Mayangan dan Pelabuhan Tanjung Tembaga. Mereka menggelar jaring untuk diperbaiki beramai-ramai sejumlah nelayan, tambah Hambali. [wap]

Tags: