16 Ponpes di Provensi Jatim Dukung Perpu Ormas jadi UU

Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung (kiri) dan Bupati Malang H Rendra Kresna (kanan) bersama para ulama menunjukan 3 point kesepakatan MoU. [cahyono/bhirawa]

(Perayaan Hari Santri di Kabupaten Malang)
Kab.Malang, Bhirawa
Enam belas pondok Pesantren menandatangani dukungan Penetapan perpu Ormas menjadi undang-undang. Dukungan ini ditandatangani saat memperingati Hari Santri Nasional di Malang raya Minggu (22/10 Kemarin.
Ribuan santri dan warga Nahdhatul Ulama dari Malang Raya dan sekitarnya berkumpul berdoa dan bersholawat di Lapangan Tumapel, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Minggu (22/10) kemarin.
Sejak pagi hari ribuan warga yang didominasi kalangan santri baik pria maupun wanita telah memadati lapangan tersebut yang dimotori oleh PC NU Kabupaten Malang beserta sejumlah badan otonomnya seperti GP Ansor, Muslimat, Fatayat, IPNU dan IPPNU se-Malang Raya.
Sejumlah Kyai dan Habaib baik sekitar Malang Raya serta undangan dari Kediri, Probolinggo dan Madura, juga tampak bersama ribuan warga yg bersuka cita dalam memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang tetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015 lalu yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober.
Di antara ulama yang hadir antara lain KH M Hafif Hasan dari PP Annuqoyah Guluk Guluk Kab. Sumenep, KH Huzaimi (PP Al Amien Prenduan, Sumenep), Gus Wafi (PP Lirboyo Kediri), Habib Jakfar bin Usman Al Jufry KH Ibnu Sulaiman (Singosari, Malang), Gus Khoiruddin (Ponpes An Nur, Bulu Lawang), Gus Sulton (PP Jampes, Kediri), Dr KH Erfan Azaiz (PP Al Hayatul Islamiyah, Kota Malang), dan Gus Thoriq Bin Ziyyad (PP Babussalam Pagelaran Gondanglegi).
Rangkaian acara peringatan HSN yang digelar di Singosari itu dimulai dengan kirab dan apel Santri dilanjutkan dengan prosesi penandatangan Nota Kesepakatan serta Deklarasi Santri, Ulama, Umaro yang melibatkan 16 pondok pesantren besar di Jawa Timur dalam rangka menangkal radikalisme serta mendorong Perpu Ormas menjadi UU Ormas.
Acara tersebut juga diwarnai dengan pelepasan ribuan balon berwarna merah dan putih sebagai simbol dukungan atas keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peringatan HSN di Malang ini juga ditandai dengan penyerahan ratusan bibit pohon Zaitun kepada para ulama dan perwakilam santri sebagai wujud perdamaian dunia.
Ketua Panitia HSN Malang, Gus Thoriq bin Ziyyad mengungkapkan bahwa peringatan HSN yg dipusatkan di Singosari ini menjadi momentum penting bagi kalangan santri dan khususnya warga NU untuk selalu setia kepada NKRI.
“Ini momentum penting bagi kaum Santri untuk meneguhkan kesetiannya pada NKRI serta menjadi garda depan bagi negara dalam upaya menangkal radikalisme yang kini dinilai memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi,” kata Gus Thoriq di sela-sela acara HSN, Minggu (22/10) kemarin.
Gus Thoriq menegaskan sejumlah rangkaian acara HSN ini penuh simbolisasi dalam memahami konteks kondisi negara RI terkini dan bagaimana mengatasinya.
Secara khusus Gus Thoriq mengungkapkan bahwa prosesi doa dan sholawat ini sekaligus juga merupakan upaya mendorong dan memberikan dukungan penuh atas keberadaan Perpu Ormas yang belum lama ini telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mencegah radikalisme.
“Dalam forum peringatan HSN di Malang ini diharapkan dengan adanya MOU dan deklarasi dapat mendorong Perpu bisa berubah menjadi UU Ormas,” tegas Gus Thoriq.
Sebagai bentuk dukungan atas perubahan Perpu Ormas menjadi UU Ormas itu, kata Gus Thoriq, ribuan santri membubuhkan tanda tangannya di bentangan kain putih.
“Tanda tangan para santri yang hadir di kain putih ini rencana masih akan dikelilingkan ke sejumlah pondok pesantren besar di Jatim untuk ditanda tangani oleh para santri. Pasca itu kain yang dipenuhi tanda tangan ribuan santri dari berbagai ponpes itu akan dikirimkan ke pemerintah pusat,” ujarnya. [cyn]

Tags: