17 Negara Ikuti Commtech Camp ITS

Foto: ilustrasiits

Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 17 negara mengirimkan wakilnya di acara Community and Technological (CommTECH) Camp 2017 yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya 12 hingga 25 Juli 2017.
Negara-negara itu adalah Singapura, Malaysia, Thailand, China, Filipina, Taiwan, Vietnam, Jerman, Australia, Rusia, Uzbekistan, Kazakhstan, Jepang, Brunei Darussalam, Belarusia, Kyrgistan dan India.
Rektor ITS Joni Hermana saat pembukaan acara tersebut di Surabaya, Rabu mengatakan ada 45 peserta dari 17 negara tersebut akan diajak untuk berbagi pemikiran dan menyelesaikan masalah tentang ‘Smart City’ dan ‘Sustainable Water Development’ di Surabaya. “Kedua topik ini dipilih karena baik pengolahan air maupun pengembangan smart city di Surabaya merupakan topik yang urgent di Surabaya saat ini,” kata dia, Rabu (12/7).
Joni menjelaskan, kedua topik ini dipilih karena ketersediaan air di Pulau Jawa sudah hampir mencapai titik kritis, yakni dengan rasio hanya 0,4 persen. Selain itu, Pulau Jawa khususnya Kota Surabaya juga mulai kesulitan menampung air yang masuk.
“Hal ini dikarenakan pengalihan fungsi lahan dan pendangkalan tempat penampungan air seperti waduk,” ujar pria asal Bandung itu.
Untuk itu, menurutnya, diperlukan suatu solusi agar air yang masuk selama musim hujan dapat ditampung, supaya di musim kemarau tidak kekeringan. Begitu pula ketika musim penghujan, diperlukan solusi agar air yang telah ditampung dapat memenuhi kebutuhan air selama musim panas.
Sementara itu, Direktur Hubungan Internasional ITS Maria Anityasari menjelaskan, nantinya selama 14 hari peserta akan diajak terjun langsung ke kampung-kampung dan pelosok Kota Surabaya untuk melihat pengolahan air yang telah ada serta mendiskusikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan air di Surabaya. “Salah satunya ialah kontrol jumlah air baik pada musim penghujan maupun musim kemarau,” ujar dia.
Selain aspek kuantitas, juga menekankan aspek kualitas untuk dipertimbangkan. Untuk itu, monitoring pengolahan air di Surabaya menjadi hal yang penting. Di Surabaya saat ini, kata dia, jumlah SDM dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih belum sebanding dengan kebutuhan monitoring untuk kualitas air di Surabaya.
Setelah program usai, kata Maria, nantinya ke-45 peserta akan mempresentasikan kegiatan dan solusi mereka selama CommTECH kepada Pemerintah Kota Surabaya. “Presentasi tersebut akan menjadi masukan bagi pemerintah kota Surabaya untuk memperbaiki permasalahan mengenai pemanfaatan air dan smart city di Surabaya,” kata Maria.
Selain topik smart city maupun sustainable water development, peserta juga akan diajak untuk mempelajari budaya di Indonesia. Seperti belajar Bahasa Indonesia, permainan tradisional Indonesia, sampai menikmati keindahan alam Indonesia di Gunung Bromo nantinya.
Salah satu peserta dari Filipina Jacquelline Alessandria R Villa mengungkapkan bahwa ia mengetahui program CommTECH ini dari profesornya. Karena tertarik dengan kegiatan yang ditawarkan CommTECH akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti kegiatan ini. “Saya ingin bertukar pikiran dan ide dengan peserta dari negara lain,” kata mahasiswi University of Philippines ini. [ant]

Rate this article!
Tags: