17 Wilayah Kecamatan di Tuban Berpotensi Longsor

Kepala BPBD Tuan, Drs. Joko Ludiyono, M.Si.

Tuban, Bhirawa.
Banyaknya aktifitas penambangan sumber daya alam, baik secara illegal maupun legal, serta minimnya kepedulian masyarakat terhadap klestarian lingkungan di Kabupaten Tuban, menjadikan catatan tersendiri bagai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Pasalanya, akibat aktifitas penambangan yang secara masif dilakukan oleh masyarakat dan industri, terdapat 17 dari 20 Kecamatan di Bumi Wali Tuban memiliki potensi bencana longsor, tujuh diantaranya memilik potensi longsor yang sangat tinggi.
Seperti yang lansir oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui BPBD Kabupaten Tuban, yang mana potensi longsor tersebut disebabkan adanya gerakan tanah akibat kontur tanah yang tidak stabil.
“Aktifitas penambangan liar maupun eksploitasi tanpa mempertimbangkan faktor kelestarian lingkungan juga menjadi penyebab utama,” kata Kepala BPBD Tuan, Drs. Joko Ludiyono, M.Si. (24/01)
Joko Ludiyono, juga menjelaskan, gerak dari tanah yang konturnya tidak stabil dapat perpotensi tanah longsor, serta lemahnya daya tahan tanah yang disebabkan faktor alam, seperti tergerus air, maupun aktifitas manusia yang kurang memperhatikan faktor kelestarian lingkungan.
“Langkah Penanggulangan jangka panjang sedapat mungkin dilakukan dengan melakukan reboisasi,” kata mantan Camat Widang ini.
Ke-17 wilayah kecamatan yang memiliki potensi longsor diantaranya Kecamatan Bancar, Jatirogo, Kenduruan, Bangilan, Tambakboyo, Singgahan, Palang, Plumpang, Jenu, Merakurak, sepuluh kecamatan ini memiliki potensi gerak tanah menengah. Sedangkan tujuh kecamatan lainya memiliki potensi gerak tanah menengah hingga tinggi yakni, Kecamatan Senori, Kerek, Parengan, Grabagan, Montong, Soko dan Rengel.
Warga pada wilayah tersebut, dihimbau tetap waspada saat mengetahui gejala-gejala longsor, diantaranya muncul retakan tanah pada saat hujan, hanyutnya material tanah dan batu yang terbawa arus banjir dan sebagainya.
“Selalu waspada dan respon terhadap wilayah berpotensi gerakan tanah, dengan tanda-tanda ada keretakan atau banjir bandang yang membawa material tanah atau batuan,” himbau Joko.
Sementara itu, sebelumnya hujan lebat yang mengguyur sebagian Wilayah Kecamatan Grabakan kemarin lusa (22/1) dilaporkan terjadi longsor pada ruas jalan poros desa di Dusun Banteng, Desa Ngandong sepanjang 15 meter. Akibat kejadian itu, dinding rumah salah seorang warga tertimpa material longsoran berupa tanah dan batu.
Dalam kejadian tersebut, tidak ada korban jiwa, tim BPBD tengah melakukan pengecekan kondisi longsoran untuk penanganan lanjutan agar tidak terjadi longsor kembali. Hasil pengecekan itu kemudian ditindaklanjuti dengan mengirimkan bronjong untuk memperkuat dinding tebing.
“Sudah, kita sudah kirimkan 80 lembar bronjong dan 250 glangsing untuk mencegah longsor susulan jika hujan lagi,” kata M. Juanda, SH, MM Camat Grabakan (24/01).(hud)

Tags: