Petugas medis RS Ibnu Sina saat mencoba alat radiologi digital X-Ray baru yang saat ini menunggu izinnta belum turun. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa.
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) memberi kontribusi cukup besar bagi RS Ibnu Sina Gresik. Terbukti, tahun 2017 ini saja RS Ibnu Sina mendapat kucuran dana Rp10 miliar dari DBHCHT.
Dana sebesar itu dibelikan sejumlah fasilitas medis cukup canggih guna menunjang pelayanan RS Ibnu Sina. Diantaranya,  berupa pembelian satu unit ambulance, 16 unit stretcher/brankar alat kedokteran umum. Selain itu, 70 unit bedside qol dacabinet, 65 overbed table, 10 unit emergency trolly/resuscitation crash cart, 3 DC shock defibrillator, 2 unit ECG 12 chanel, 10 unit bedside monitor. Semuanya untuk pasien jantung.
Kepala RS Ibnu Sina, Endang Puspitowati didampingi Kabag Humas Pemkab Gresuk, Suyono mengatakan sejak tahun 2012 RS Ibnu Sina telah menerima dana bagi hasil cukai masing-masing tahun 2012 sebesar Rp1,4 miliar, tahun 2013 naik menjadi Rp2,5 miliar, tahun 2014 naik lagi menjadi Rp5,7 miliar, dan tahun 2015 naik lagi menjadi Rp10,2 miliar, sedangkan tahun 2016 turun hanya sebesar Rp8,3 miliar.
”Selama ini penggunaan dana itu selalu kami diskusikan dengan pihak propinsi. Dana itu untuk melengkapi beberapa fasilitas kesehatan berupa alat kedokteran untuk penyakit paru, jantung. Atas petunjuk dari pemberi dana, maka penggunaan dana itu kami kembangkan untuk pembelian alat-alat penyakit lain. Misalnya alat-alat obgyn dan lain-lain,” katanya.
Menurut Endang, sejumlah peralatan yang dibeli dari dana bagi hasil cukai yaitu ventilator, caterisasi jantung, bronscoscopi, x-ray, USG 4 dimensi. Khusus program DBHCHT tahun 2016, RS Ibnu Sina melengkapi peralatan khusus radiologi digital X-Ray dan Fluoroscopy. Alat radiologi ini adalah alat paling canggih untuk foto X-Ray saat ini. Di Gresik, alat ini hanya ada RS Ibnu Sina.
Saat ini, kata Endang, alat itu belum dioperasikan. Masih menunggu perizinannya dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang belum turun. ”Tidak lama lagi surat izinnya sudah turun. Tapi,  kami sudah mempersiapkan dengan mendidik dan melatih sejumlah tenaga medik yang ada di RS Ibnu Sina. Termasuk dokter yang menangani alat itu sudah kami siapkan,” jelas Endang.
Menurut Suyono, penggunaan dana bagi DBHCHT di Gresik khususnya di RS Ibnu Sina sudah sangat optimal. Skala prioritas dana bagi hasil cukai dialokasikan untuk memperbaiki kualitas kesehatan. Dana DBHCHT sebagian besar dibelanjakan untuk alat-alat kedokteran. Dimana dapat meningkatkan kualitas hidup kesehatan masyarakat terutama pasien penyakit paru dan jantung. [eri/adv]

Rate this article!
,5 / 5 ( 1votes )
Tags: