2 Managemen, Sarankan Persewangi Jadi Satu

Penasehat bersama Anggota Paguyuban Supporter Laros Jenggirat Banyuwangi Siap Memberikan Dukungan Bagi Tim Persewangi Banyuwangi di Markas Laros Jenggirat.

Penasehat bersama Anggota Paguyuban Supporter Laros Jenggirat Banyuwangi Siap Memberikan Dukungan Bagi Tim Persewangi Banyuwangi di Markas Laros Jenggirat.

Banyuwangi, Bhirawa.
Dua managemen Persewangi Banyuwangi yang ada saat ini diharapkan mampu menekan egonya dan berfikir untuk kepentingan Banyuwangi dengan melebur menjadi satu kesebelasan Persewangi Banyuwangi agar bisa maksimal dalam mengikuti Kompetisi Sepak bola di Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan penasehat Laros jenggirat dan juga mantan pemain Persewangi, Ahmad Mustain kepada Bhirawa beberapa waktu lalu.
Menurut Mustain, dimata para suporter sepak bola Banyuwangi, dua ketua Persewangi yang ada saat ini dinilai sama-sama memiliki rapor yang tidak baik selama mengelola sepak hola profesional di Banyuwangi. Sehingga lebih terhormat apabila keduanya mengundurkan diri dan menyerahkan kepada tokoh di Banyuwangi yang lebih mampu baik dari sisi managerial, materi maupun kepercayaan dari masyarakat bola Banyuwangi.
Selanjutnya mantan Karyawan BRI itu menambahkan pada saat mengikuti putaran Indonesia Primer League (IPL), managemen Persewangi waktu itu dinilai lari dari tanggung jawab dan menelantatkan pemain asing asal Perancis yang akhirnya menggugah kepedulian Laros Jenggirat untuk membantu pemain tersebut saat menderita sakit sementara haknya belum dipenuhi oleh managemen Persewangi versi IPL.
Bagi managemen Persewangi yang mengikuti Kompetisi Divisi Utama Indonesia Super Liga (ISL) lanjut Kang Tain mereka juga dinilai memiliki catatan kurang baik dalam mengelola tim. Selain mempermalukan nama Banyuwangi karena harus melakukan Walk Out (WO) akibat tidak meiliki dana untuk melakoni pertandingan di kandang lawan. Managemen, pelatih dan beberapa pemain diduga melakukan pengaturan skore. Dimana Persewangi harus mengalah dengan skore tertentu untuk mendapatkan imbalan dana yang digunakan untuk mendukung operasional tim.
“Mumpung Kompetisi baru dimulai sebajknya Persewangi jadi satu agar lebih kuat dan mampu bersaing dengan peserta lain dalam mengikuti kompetisi yang dimulai lagi setelah sekitar satu tahun sepak bola mati akibat pembekuan yang dilakukan Kementrian Pemuda dan Olahraga,”tegas Mustain.
Dengan adanya dua managemen Persewangi yang ada saat ini, lanjut Kang Tain selain mengurangi kekuatan tim, dualisme yang ada berpotensi mengakibatkan terjadinya bentrok antar Kelompok supporter yang ada di wilayah Banyuwangi. (mb12)

Tags: