Dua Rekor Dunia MURI Pecah di Tulungagung

Para penari Reog Kendang saat beraksi dihadapan Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf dan Bupati Syahri Mulyo.

Para penari Reog Kendang saat beraksi dihadapan Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf dan Bupati Syahri Mulyo.

Tulungagung, Bhirawa
Dua rekor dunia versi Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berhasil dipecahkan dalam sehari di Tulungagung, Kamis (12/11). Kedua rekor tersebut adalah penyajian pecel lele terbanyak dan parade 2.000 penari Reog Kendang (tarian khas Tulungagung).
MURI mencatat untuk pelaksanaan penyajian pecel lele terbanyak yang berlangsung di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang pada pukul 09.00 WIB dapat tersajikan sebanyak 5.180 porsi. Satu porsi berisi dua ekor lele yang telah digoreng atau dipanggang dan dimasak bersama santan. Sedang untuk parade 2.000 penari Reog Kendang, MURI mencatat diikuti 2.400 penari. Acara parade 2.000 penari Reog Kendang ini berlangsung di halaman GOR Lembu Peteng pada pukul 14.30 WIB.
Manajer MURI, Sri Widayati, seusai memberikan piagam dan plakat MURI pada Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo SE MSi, mengatakan  rekor dunia MURI di Tulungagung kemarin merupakan pemecahan rekor yang ke-7.180 dan 7.181.
“Sebelumnya di Tulungagung sudah pula dilakukan pemecahan rekor MURI lainnya. MURI mencatat pemecahan rekor yang terjadi di Tulungagung sebelumnya di antaranya kegiatan melukis batang rokok (nyete) terbanyak, penyelenggaraan pilkades terbanyak, penyajian ayam panggang terbanyak dan kegiatan dakon terbanyak,” paparnya.
Bupati Syahri Mulyo mengaku bangga dengan terpecahkannya dua rekor dunia MURI di Tulungagung dalam sehari kemarin. Apalagi dalam pelaksanaan acara parade 2.000 penari Reog Kendang, Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) turut hadir menyaksikan.
Menurut dia, sebenarnya bukan pemecahan rekor dunia yang menjadi tujuan, utamanya dalam acara penyajian pecel lele terbanyak. “Untuk penyajian pecel lele terbanyak diharapkan masyarakat lebih banyak mengonsumsi produk perikanan seperti lele. Produk perikanan kini sudah masuk dalam sembilan bahan pokok. Bahkan mengonsumsi ikan lebih baik daripada daging,” ujarnya.
Produksi lele di Tulungagung, utamanya di Desa Gondosuli, lanjut Bupati Syahri sangat melimpah. Dalam satu hari bisa mencapai sampai 30 ton. “Perputaran uang di sini perharinya mencapai Rp 600-an juta. Dan keuntungan yang didapat perhari bisa sampai Rp 60 juta,” tuturnya.
Diharapkan dengan acara pemecahan rekor dunia MURI, kuliner pecel lele akan lebih terangkat dan menjadi terkenal se-antero Nusantara. “Sesudah ini sajian di pendopo tidak hanya sate khas Tulungagung atau ayam lodo tetapi juga ada pecel lele,” katanya.
Sementara itu, Gus Ipul mengapresiasi terselenggaranya pemecahan rekor dunia MURI parade 2.000 penari Reog Kendang. Ia menyarankan agar tahun depan kegiatan serupa dapat dilakukan kembali. “Tetapi nanti tidak hanya melibatkan siswa SD sampai SMA, tetapi juga melibatkan seniman Reog Kendang. Tentu jumlahnya akan lebih banyak. Dan tempatnya kalau bisa di stadion,” tuturnya.
Acara parade 2.000 penari Reog Kendang diikuti 333 kelompok kesenian Reog Kendang. Kelompok-kelompok tersebut merupakan kegiatan ekstra kurikuler di sejumlah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK se-Tulungagung. [wed]

Tags: