20 Warga Korban Lumpur Belum Terima Ganti

Korban Lumpur Belum Terima GantiSidoarjo, Sidoarjo
Sekitar 20 warga korban Lumpur Lapindo hingga kini belum mendapatkan uang ganti sama sekali. Dari pendataan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) tercatat setidaknya ada sekitar 20-an berkas yang tak masuk dalam 3.331 berkas yang ditalangi pemerintah.
Kepala Pokja Perlindungan Sosial BPLS, Priyambodo, saat dihubungi Senin (19/10) kemarin mengatakan kalau pendataan dilakukan setelah pihaknya banyak mendapat pengaduan dari warga. ”Setelah mendapat pengaduan, mulai hari ini langsung melakukan pendataan,” katanya.
Dari pengaduan yang masuk di BPLS, ada sekitar 25 warga yang mengadu belum dibayar sepersen pun. Semuanya tak masuk dalam dana talangan sebesar Rp767 miliar yang sudah dianggarkan pemerintah. Pendataan ini dilakukan dengan cara memanggil satu persatu warga ke Kantor BPLS di Surabaya, ”Kita memanggil mereka yang belum sama sekali dibayar. Mereka diminta untuk menjelaskan berkas yang mereka miliki,” jelas Priyambodo.
Setelah didata, berkas-berkas itu nantinya akan dikirim ke pemerintah pusat untuk dicarikan solusi. Apakah berkas itu nantinya dibayar pemerintah atau PT MLJ (PT Minarak Lapindo Jaya), kita tidak tahu. ”Itu urusan pemerintah pusat,” ujarnya.
Disinggung penyebab mengapa masih ada warga yang belum terdata, Priyambodo mengatakan warga telat mengirim berkas. PT MLJ sudah memberikan batas waktu penyerahan berkas, yaitu pada awal-awal semburan sembilan tahun silam. Karena telat itu, akhirnya mereka terlewat, belum dapat ganti rugi.
Jadi dana talangan dari pemerintah melalui APBN 2015 senilai Rp767 miliar, hanya diperuntukan membayar 3.331 berkas korban lumpur, yang datanya sudah masuk dalam peta area terdampak.
Sementara berkas warga korban lumpur yang masuk dalam peta area terdampak, yang belum dibayar ada sebanyak 128 berkas. Dari jumlah itu, 80 di antaranya karena sengketa status tanah antara warga dengan PT MLJ. ”Sisanya belum nominatif, masih menunggu pengiriman berkas ke kantor perbendaharaan negara di Jakarta,” pungkas Priyambodo. [ach]

Tags: