200 Pelajar Mojokerto Jadi Anggota ‘LGBT’

Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)Kab Mojokerto, Bhirawa
Setelah komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) yang melakukan aksi terbuka dibubarkan di wilayah Kota Mojokerto. Kini giliran kabar mencengangkan merebak dari Kab Mojokerto. Sedikitnya tercatat ada 200 pelajar mulai SMP hingga SMA menjadi anggota kelompok LGBT.
Kabar mengejutkan ini disampaikan secara gamblang oleh Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kab Mojokerto, Yudha Hadi. Pejabat senior di Pemkab Mojokerto ini menyebutkan kalauĀ  di Kab Mojokerto, sedikitnya ada 200 orang menjadi anggota LGBT.
”Mulai dari siswa-siswi tingkat SMP hingga SMA/SMK se-Kab Mojokerto yang menjadi anggota LGBT itu. Dan kita akan memberikan sosialisasi secara terjadwal,” ungkap Yudha Hadi, dihubungi, Minggu (28/2) kemarin.
Sosialisasi itu diberikan, agar mereka tak menjadi korban ekses negatif dari propaganda LGBT. Selain itu agar LGBT tak memberikan dampak negatif kepada siapa saja yang berada diluar LGBT. ”Kita akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, lembaga psikologi, maupun MUI,” tambah Yudha lagi.
Untuk menekan maraknya LGBT di Kab Mojokerto, BPPKB melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kab Mojokerto, juga akan mengandeng Binmas Polres Mojokerto untuk melakukan sosialisasi.
Tujuannya,menurutĀ  Yudha, agar para pelajar mengetahui tentang bahaya LGBT sehingga LGBT tak sampai menjadi gaya hidup sampai mendeklarasikan diri di Kabupaten Mojokerto. Karena, jelas Yudha, LGBT tidak hanya terjadi di Kota Metropolitan saja namun juga sudah merambah ke kota-kota lainnya tak terkecuali Kab Mojokerto.
”Sehingga sejak awal, para siswa harus diberikan pengetahuan terkait hal ini. Kalangan pelajar mudah terpengaruh karena pergaulan mereka dan yang menjadi alasan mereka masuk dalam lingkungan ini karena patah hati, tekanan dari orang tua yang melarang tidak boleh pacaran sehingga mereka akhirnya menyukai sesama jenis,” katanya.
Yudha menjelaskan, dalam sosialisasi itu nantinya selain mengandeng Binmas Polres Mojokerto terkait Nafza juga mengenalkan tentang kesehatan reproduksi. Tak hanya sosialisasi, pihaknya juga menggerakkan peran konseling remaja di sejumlah sekolah karena diharapkan para pelajar lebih bisa terbuka.
”Kalau sesama pelajar mungkin bisa lebih terbuka dibanding dengan guru maupun orang tua mereka sendiri dan rata-rata setelah sosialisasi, mereka juga lebih terbuka. Saat ini, sudah hampir 82 persen SMP/SMA maupun perguruan tinggi di Kab Mojokerto sudah memiliki konseling remaja,” jelasnya. [kar]

Tags: