Jombang, Bhirawa
Tingginya angka kematian Ibu dan bayi yang terus meningkat mendapat perhatian serius pemerintah kabupaten Jombang. Tercatat, selama tahun 2014 ini, angka kematian bayi baru lahir hingga bulan ini sebanyak 106 jiwa.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, Tjaturina Wihandoko membeberkan, data kematian bayi lahir di Kabupaten Jombang pada tahun 2013 sebanyak 243 jiwa. Dan angka kematian bayi baru lahir hingga bulan ini sebanyak 106 jiwa.
“Melihat angka ini, mari kita bersama-sama bersinergi berusaha untuk menekan angka kematian ibu dan bayi dengan jalan meningkatkan derajat kesehatan ibu juga bayi,” beber Istri Bupati Nyono Suharly ini pada pengukuhan Bunda Motivator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), kemarin.
Istri Bupati Nyono Suharli ini menambahkan, angka Ibu meninggal, di Jombang dari penyebab kematian yang terkait dengan proses kehamilan dan kelahiran sangat tinggi. Angka kematian ibu pada tahun 2012 sebanyak 21 jiwa.
Tahun 2013 sebanyak 18 jiwa dan pada tahun 2014 hingga saat ini, angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Jombang sebanyak 16 jiwa. “Untuk itu kita berharap, angka kematian Ibu melahirkan dan angka kematian bayi lahir di masa akan datang harus dapat kita tekan. Sebab angka kematian bayi meninggal juga cukup tinggi setiap tahunnya”, tuturnya.
Masih menurut perempuan yang pernah menjabat kepala Desa Spayol Gudo ini menambahkan, indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan adalah kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi seperti yang tertuang dalam Millennium Development Goals (MDGs) ke 4 dan 5, yakni mengurangi angka kematian bayi dan anak juga memperbaiki kualitas kesehatan maternal. “Karenana kita harus segera focus menekan dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI ) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada saat melahirkan,” pintanya di hadapan.
Untuk mendukung upaya tersebut pemerintah Kabupaten Jombang telah merealisasikan mobil ambulance Siaga Desa. Mobil ini selain dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat desa sekaligus sebagai alat transportasi menuju ke pusat layanan kesehatan.
Mobil Siaga Desa ini juga merupakan upaya untuk mengurangi salah satu penyebab keterlambatan membawa pasien ke pelayanan kesehatan terdekat.Di Indonesia, Kabupaten Jombang merupakan satu satunya Kabupaten yang memiliki program mobil ambulance siaga di 302 desa dan 4 kelurahan.
Dengan adanya mobil Ambulance Siaga Desa ini, tidak akan ada lagi kematian ibu melahirkan dan bayi yang baru lahir yang disebabkan keterlambatan ke pelayanan kesehatan karena tidak adanya sarana transportasi. selain itu juga harus diperkuat dan semakin dimantapkan kerjasama seluruh pihak untuk usaha penyelamatan ini. Keberadaan program EMAS menurutnya juga sangat membantu beberapa program pemerintah yang tengah berjalan. Termasuk peran serta masyarakat dalam penyelamatan ibu melahirkan dan bayi lahir.
Istri Bupati Nyono Suharli menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi terbentuknya Forum Masyarakat Madani Peduli Kesehatan (KIA), Motivator Kesehatan Ibu dan Anak (MKIA) di tingkat desa. Harapannya semua forumini dapat bersinergi bermitra dengan petugas kesehatan yanga ada.
Bagi petugas kesehatan juga harus meningkatkan mutu pelayanan dan mampu bekerjasama dengan MKIA untuk berkontribusi dalam pengurangan angka kematian ibu dan bayi lahir. Saat ini Motivator KIA sudah terbentuk di 5 Kecamatan. Kecamatan Bareng, Tembelang, Kudu, Cukir, dan kecamatan Bandarkedungmulyo.
Hadir pada acara kegiatan Orientasi Motivator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), di gedung pertemuan KPRI Sejahtera Jombang tersebut Dr. Mochammad Shochib, MARS. tim EMAS (Expanding Maternal dan Neonatal Survivals) Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Tim Emas Kabupaten Jombang, Ketua Forum Sehat Kabupaten Jombang, Ketua Forum Masyarakat Madani Peduli Kesehatan ibu dan Anak Kabupaten Jombang, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan se Kabupaten Jombang, bidan dan motivator KIA. [rur]
Keterangan Foto: Kegiatan Orientasi Motivator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), di gedung pertemuan KPRI Sejahtera Jombang.