2016, 21 Warga Kota Blitar Diserang DBD

Foging yang kesembilan kalinya di daerah indemik DBD.

Foging yang kesembilan kalinya di daerah indemik DBD.

Kota Blitar, Bhirawa
Hingga bulan Januari 2016 tercatat ada sebanyak 21 orang sudah terjangkit Demam Berdarah di Kota Blitar. Kasi Pemberantasan Penanggulangan Pencegahan Penyakit (P4) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar, Dissy L Arlini, mengatakan hingga bulan Januari 2016 dari data Unit Pelayanan Kesehatan yakni terdiri dari Rumah Sakit maupun Puskesmas yang menyediakan rawat inap, saat ini sudah ada sebanyak 21 penderita demam berdarah yang ada di Kota Blitar. “Dari data kami pada bulan Januari sudah ada 21 orang penderita DB yang menjalani rawat inap,” kata Dissy L Arlini.
Lanjut Dissy,  jumlah tersebut dinyatakan naik jika dibandingkan dengan tren mingguan di tahun tahun sebelumnya. Dari 21 kasus atau penderita Demam Berdarah tersebut terdiri dari penderita yang masih anak-anak dan penderita yang sudah dewasa serta hingga saat ini tidak ada satupun penderita demam berdarah yang dinyatakan meninggal dunia. “Sampai saat ini kami bersyukur semuanya bisa menjalani perawatan dan tidak ada yang meninggal dunia,” ujarnya.
Menurut Dissy, paling banyak yang menderita Demam Berdarah hingga bulan Januari 2016 ini adalah warga yang berasal dari Kecamatan Kepanjenkidul, sedangkan untuk mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue pihak Dinkes terus mensosialisasikan kepada masyarakat terkait pencegahan Demam Berdarah, di antaranya dengan cara mensterilkan rumah atau lingkungan di sekitar rumah dengan penyemprotan pembasmi nyamuk atau fogging.
Selain itu, juga membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati, menutup membalik atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air lainnya yang ada di rumah Anda, Memasang kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah, memasang kelambu di ranjang tidur. “Bisa juga memakai losion anti nyamuk serta mengenakan pakaian yang cukup bisa melindungi dari gigitan nyamuk,” terangnya.
Tambah Dissy, diperkirakan penderita Demam Berdarah akan meningkat pada musim hujan seperti ini hingga akhir bulan Pebruari 2016 mendatang. Sehingga pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat Kota Blitar untuk melakukan berbagai langkah dan antisipasi agar anggota keluarganya tidak sampai terserang Demam Berdarah.
Wakil Ketua DPRD Kota Blitar, Totok Sugiarto, juga meminta kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan rutin melakukan kerja bhakti membersihkan lingkungan sekitar, serta segera melaporkan kepada Dinas Kesehatan jika ada warganya yang terserang Demam Berdarah agar bisa segera dilakukan fogging sebagai antisipasi paling cepat. “Untuk itu saling bekerjasama menjaga lingkungan sekitar dengan rutin kerja bhakti akan mencegah dari serangan nyamuk Demam Berdarah,” pungkasnya.
Fogging Wilayah Endemik
Sementara itu, kasus demam berdarah (DB) di Kabupaten Probolinggo, kian mengancam. Hingga saat ini, tercatat ada 63 kasus DB dan satu kasus berakhir kematian. Akibatnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten setempat melakukan beberapa kali fogging, di wilayah endemik DB.
Kali ini, wilayah yang termasuk endemik DB, kembali dilakukan pengasapan atau fogging oleh Dinkes setempat,  tepatnya di  Kecamatan Kotaanyar, yang meliputi 3 Desa, dimana terdapat 6 jiwa yang terserang DB, yakni  Desa Kotaanyar Krajan 2 jiwa, Sukorejo 1 jiwa, dan Desa Sidomulyo, 3 jiwa.
Sementara di Kabupaten Probolinggo, sendiri terdapat beberapa Kecamatan yang termasuk wilayah Endemik DB, yakni Kecamatan Paiton, Kraksaan, Pajarakan, Maron, dan saat ini Kecamatan  Kotaanyar juga termasuk endemik DB. Ratusan rumah di lakukan pengasapan di Dusun Krajan, Desa Kotaanyar, sebagai antisipasi serangan lanjutan DB, mengingat wabah DB mulai menjalar ke sejumlah Desa, di Kecamatan tersebut.
Menurut Suharto, Camat Kotaanyar Rabu 3/2, pihaknya sangat menyayangkan wabah DB ini menyerang wilayahnya. Ia berharap pihak Dinas Kesehatan lebih gencar melakukan sosialisasi terhadap warganya. “Iya, DB sudah menyerang 6 jiwa di 3 Desa, di Kecamatan Kotaanyar. Sosialisasi dari Dinkes sudah dilakukan, namun kami mewakili warga ingin sosialisasi itu lebih ditingkatkan lagi,” kata Suharto.
Sementara Sri Agustini, salah satu warga yang putranya terjangkit DB saat ditemui di RSUD Waluyojati Kraksaan, Rabu (3/2) mengaku, ingin perhatian serius dari pihak terkait. Ia juga meminta,  fogging tidak hanya dilakukan di rumah-rumah saja,  melainkan di sekolah juga harus dilakukan pengasapan. “Ini sangat penting bagi siswa sekolah, karena kebanyakan yang terserang DB itu siswa sekolah, anak saya saat ini masih dirawat di rumah sakit,” aku Agustini.
Kabid P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Ari Suciati mengungkapkan, memasuki musim hujan, warga harus mulai waspada terhadap penyakit DB, sebab yang tercatat untuk saat ini penderita DB sudah mencapai 63 jiwa, dan itu kebanyakan anak-anak.
“Dibanding dengan tahun kemarin, jumlah kasus DB tahun ini menurun. Tahun kemarin selama bulan Januari mencapai 142 kasus. Kalau bulan sekarang baru 63 kasus. Namun, tahun ini DB menyebabkan 1 korban jiwa,” terang Ari.
Pada 2015 kasus DB melonjak tinggi. Selama Januari dan Februari kasus DB mencapai ratusan kasus. Tentunya, pihaknya mengharapkan kasus serupa di tahun 2015, tidak terjadi lagi di tahun ini, tambahnya. [htn,wap]

Tags: