2016, Kasus Kebakaran Menurun di Sidoarjo

pmk(Telan Sembilan Jiwa)
Sidoarjo, Bhirawa
Jumlah korban jiwa akibat kasus kebakaran di Kab Sidoarjo pada 2016 ini sama dengan pada 2014 lalu. Yakni sama-sama memakan korban 9 jiwa.
Tahun-tahun lainnya di bawah jumlah itu. Tapi jumlah kasus kebakarannya mengalami penurunan bila dibanding pada 2014 lalu. Dari 244 kasus menurun jadi 144 kasus sepanjang 2016.
Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kab Sidoarjo Ir Dwijo Prawiro MT menyampaikan pada 2017 nanti ditargetkan jumlah korban jiwa bisa ditekan, bahkan tidak sampai terjadi kasus kebakaran .
“Untuk itu kita akan terus memberikan sosialisasi pencegahan kepada semua masyarakat, silakan menghubungi kami, jangan takut membayar, semuanya gratis, tidak membayar,” tegas Dwijo, Senin (19/12) kemarin.
Penyebab kebakaran kebaran di Kab Sidoarjo, kata Dwijo, bervariasi, mulai dari BBM, kompor/elpiji, listrik,rokok dan lain-lain. Tapi lokasi terbanyak terjadi di lahan kosong, sawah dan tebu.
“Terbanyak kasus terjadi di wilayah Kec Sidoarjo Kota menyusul Kec Waru, dan Kec Krian. Ketiganya sama-sama wilayah padat penduduk,” kata Dwijo.
Agar tempat kejadian bisa cepat ditangani, kata Dwijo, BPBD Kab Sidorjo saat ini punya 3 Posko PMK. Yakni PMK induk di Kec Buduran, Kec Waru dan Kec Krian.
Selain kasus kebakaran, bencana yang kerap terjadi di Kab Sidoarjo, adalah kasus genangan air karena hujan dan kasus angin puting beliung yang menerjang dan memporak-porandakan rumah penduduk. Seperti pada Januari lalu terjadi di Desa Pepe Kec Sedati merusak ringan 21 rumah penduduk di Kec Tulangan, Kec Wonoayu, Kec Taman, Kec Sukodo, Kec Taman, Kec Sidoarjo dan Kec Waru
Kemudian kasus banjir/genangan air. Sempat menggenangi sejumlah rumah penduduk di wilayah Kecamatan, seperti Sidoarjo kota, Kec Tanggulangin, Kec Porong, Kec Kec Taman, Kec Waru, Kec Candi, Kec Krian, Kec Sukodono, Kec Buduran dan Kec Gedangan.
“Genangan air paling lama terjadi di Kec Taman dan Taman, ratusan KK jadi korbannya. Itu karena di wilayah itu sawah -sawah yang biasanya jadi resapan air sudah tidak ada lagi,” kata Dwijo.
Masyarakat Kata Dwijo, diharap bisa membantu mengiformasikan bila di sekitarnya ada terjadi bencana. Saat ini BPBD punya aplikasi IT yang bisa dimanfaatkan untuk bisa menginformasikan adanya bencana supaya cepat mendapat penanganan. [kus]

Tags: